Roket Hizbullah Tewaskan Tentara IDF, Menteri Kabinet Perang Israel: Balasan ke Lebanon Segera Datang dan Keras!
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz, Rabu (14/2/2024) berjanji akan memberikan balasan yang “kuat” terhadap serangan roket dari Lebanon selatan yang diluncurkan kelompok milisi perlawanan Hizbullah.
Kantor berita Anadolu melaporkan, serangan Hizbullah itu menewaskan satu orang Israel dan tujuh lainnya terluka dalam rentetan roket yang menargetkan pangkalan militer di Safad di Israel utara pada Rabu.
Baca juga: Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, Roket Hizbullah Hantam Safad Israel Utara, Tentara IDF Tewas
Tentara Israel membalasnya dengan gelombang serangan udara dalam skala luas yang menewaskan empat orang dan melukai sembilan lainnya, menurut otoritas pertahanan sipil Lebanon.
“Responnya akan segera datang dan akan kuat,” kata Gantz, mantan menteri pertahanan, dalam pernyataan yang disiarkan oleh lembaga penyiaran publik Israel, KAN.
Dia menganggap pemerintah Lebanon juga harus bertanggung jawab “karena membiarkan tembakan roket dari wilayahnya.”
Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada tahun 2006.
Baca juga: Laporan Setebal 130 Halaman Ungkap Perang Lawan Hizbullah Jadi Front Paling Mematikan Bagi Israel
Serangan Terbesar, Ben Gvir: Ini Perang!
Beberapa media Israel menyebut serangan itu sebagai serangan yang “belum pernah terjadi sebelumnya,”.
Media Israel juga menggambarkan serangan Hizbullah ini merupakan serangan terbesar dan paling serius sejak pertempuran meletus di perbatasan Lebanon pada Oktober tahun lalu.
“Ini bukan tetesan [roket], ini perang! Sudah waktunya untuk meninggalkan ‘konsepsi’ di utara juga,” kata Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir.
Dia juga menyerukan peningkatan dan perubahan taktik Israel melawan perlawanan Lebanon merujuk pada kritik yang menghantam IDF karena cenderung defensif di utara demi menghindari terbentuknya front baru di tengah Perang Gaza yang masih berkobar.
Baca juga: Biasanya Menyerang, Tentara Israel Kini Diajari Bertahan: Gali Lubang Berdiam di Perbatasan Lebanon
Anggota Knesset dan mantan menteri keuangan Avigdor Lieberman mengatakan “garis merah telah berubah menjadi bendera putih” dan “kabinet perang Israel telah menyerah pada Hizbullah dan kehilangan wilayah utara.”
Pidato Hassan Nasrallah
Serangan itu terjadi satu hari setelah pidato pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
“Siapa pun yang mengancam kami dengan perluasan perang, kami mengancamnya dengan perluasan juga,” kata Nasrallah.
Pemimpin perlawanan tersebut bersumpah Hizbullah tidak akan berhenti berperang sampai perang di Gaza berakhir.
Dia juga menolak usulan baru-baru ini yang dibuat oleh negara-negara barat, termasuk Perancis dan Amerika Serikat, untuk mengurangi ketegangan di wilayah selatan melawan Israel.
“Delegasi yang datang ke Lebanon ini mencoba mengintimidasi kami… upaya ini sia-sia, dan manfaat yang mereka berikan kepada kami tidak dapat mempengaruhi posisi kami dan tidak akan menghentikan front ini.”
(oln/tc/almydn/*)