TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa Rusia mungkin akan merebut kota utama Avdiivka di Ukraina timur.
Mengingat selama beberapa bulan terakhir, Avdiivka menjadi tempat terjadinya pertempuran paling sengit.
Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby.
Ia mengatakan saat ini Ukraina dalam kondisi yang kritis karena terus diserang oleh Rusia.
“Sayangnya, kami mendapat laporan dari Ukraina bahwa situasinya kritis, dan Rusia terus menekan posisi Ukraina setiap hari. Avdiivka berisiko jatuh ke dalam kendali Rusia,” kata John Kirby, dikutip dari independent.co.uk.
Kirby mengungkapkan kemungkinan itu bisa terjadi lantaran pasukan Ukraina kekurangan amunisi perang.
“Sebagian besar hal ini terjadi karena pasukan Ukraina di lapangan kehabisan amunisi artileri,” katanya.
Pernyataan ini muncul setelah Ukraina mengatakan pihaknya telah menarik pasukan dari beberapa bagian kota timur ke posisi yang lebih baik.
Sementara itu, kurangnya amunisi pasukan Ukraina juga dapat disebabkan rancangan undang-undangan tambahan bantuan untuk Ukraina yang belum diloloskan oleh Kongres.
“Dan karena Kongres belum meloloskan rancangan undang-undang tambahan tersebut, kami belum dapat menyediakan peluru artileri kepada Ukraina yang sangat mereka perlukan untuk menggagalkan serangan Rusia ini," tambahnya, dikutip dari BBC.
Usulan bantuan tambahan senilai 95 miliar dollar, termasuk 60 miliar dollar untuk Ukraina sebenarnya telah disetujui oleh Senat AS.
Sayangnya, usulan tersebut belum mendapatkan izin dari Dewan Perwakilan Rakyat.
Baca juga: SBU Menahan 2 Eksekutif Ukraina yang Dicurigai Bantu Elite Oligarki Rusia Gelapkan Produksi Senjata
Saat ini, Ukraina hanya mengharapkan bantuan pasokan senjata dari AS dan sekutu Barat.
Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Kamis malam berjanji akan melakukan segalanya untuk negaranya.
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa pejuang kami memiliki kemampuan manajerial dan teknologi yang cukup untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa warga Ukraina," tegasnya.
Pasukan Ukraina Sebut Amunisi Perang Tinggal Sedikit
Beberapa tentara Ukraina secara pribadi mengakui bahwa kota itu bisa jatuh kapan saja.
Pewira Ukraina dari Brigade Mekanik ke-110, Oleksii mengatakan bahwa dirinya sangat kecewa.
“Kami kecewa,” katanya.
Ia mengaku saat ini pasukannya sudah kehabisan peluru dan hanya 2 peluru tersisa.
“Saat ini kami punya dua peluru, tapi kami tidak punya bahan peledak… jadi kami tidak bisa menembakkannya. Sampai saat ini, kami sudah kehabisan peluru,” kata Oleksii.
Menurutnya, kurangnya amunisi perang ini sangat berdampak dalam peperangan di Avdiivka.
Sementara senjata yang dimiliki para pasukan Ukraina saat ini adalah senapan serbu.
“Kami merasakan tanggung jawab yang sangat besar terhadap orang-orang kami yang bertempur di kota saat ini, hanya bersenjatakan senapan serbu," terangnya.
Sebagai informasi, Avdiivka telah menjadi titik rawan di garis depan sejak Rusia melancarkan serangan mekanis pada Oktober lalu.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Avdiivka dan Konflik Rusia vs Ukraina