News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

PBB Sebut Warga Palestina Mulai Tinggalkan Rafah, Pindah ke Gaza Tengah Buntut Serangan Udara Israel

Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dari udara menunjukkan tenda-tenda pengungsi Palestina di Kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, pada 31 Desember 2023. Warga di Rafah dilaporkan pindah dari wilayah tersebut menuju wilayah Gaza tengah.

TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat kemanusiaan PBB mengatakan, warga Palestina di kota Rafah, bagian selatan Gaza, dilaporkan pindah dari wilayah tersebut menuju wilayah Gaza tengah.

Hal itu seiring dengan intensifnya serangan udara Israel yang terus berlanjut di Rafah.

Dilansir Al Jazeera, diperkirakan sebanyak 1,4 juta warga Palestina, lebih dari separuh populasi Gaza, memadati Rafah.

Sebagian besar dari mereka mengungsi akibat pertempuran di tempat lain di wilayah tersebut.

Ratusan ribu orang tinggal di tenda-tenda yang luas.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menekankan parahnya kekurangan pangan di Rafah dan tempat lain, terutama di Gaza utara.

Adapun Gaza utara menjadi target pertama serangan Israel tersebut, di mana sebagian besar wilayah telah hancur total.

“Di Rafah, kondisi kemanusiaan menjadi semakin parah dengan terus adanya laporan mengenai orang-orang yang menghentikan truk bantuan untuk mengambil makanan,” ungkap Stephane Dujarric, Sabtu (17/2/2024).

Di seluruh Gaza, kata Dujarric, pengiriman bantuan terhambat oleh seringnya penutupan perbatasan, pembatasan impor yang sudah berlangsung lama, kerusakan infrastruktur penting, dan pertempuran.

Serangan Israel ke Rafah

Seorang pejabat tinggi PBB telah memperingatkan serangan Israel terhadap Rafah, dapat menyebabkan 'pembantaian'.

Baca juga: Gubernur New York Minta Maaf Setelah Ucapannya yang Dukung Israel Viral di Media Sosial

Kepala Badan Kemanusiaan Martin Griffiths mengatakan, warga Palestina di Gaza sudah menderita 'serangan yang tidak ada bandingannya dalam hal intensitas, kebrutalan dan cakupannya'.

"Konsekuensi dari invasi Rafah akan menjadi bencana besar," jelasnya, dikutip dari BBC.

Dalam pernyataan yang sangat keras, Griffiths mengatakan, lebih dari satu juta orang "berjejalan di Rafah, menatap kematian".

Ia mengatakan, warga sipil di kota tersebut hanya mempunyai sedikit makanan atau akses terhadap obat-obatan dan tidak ada tempat yang aman untuk pergi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini