TRIBUNNEWS.COM -- Pasukan Rusia dikabarkan terus merangsek ke dalam Kota Avdivka di Donetsk, Ukraina.
Kota itu pun jatuh ke tangan Rusia setelah pasukan Ukraina ditarik mundur, Sabtu (17/2/2024).
Mereka mengepung tentara Ukraina yang masih berusaha mempertahankan kota tersebut, namun mengalami kesulitan.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-614: Pasukan Rusia Tembak Mobil Polisi Ukraina 4 Petugas Terluka
Wakil Komandan Brigade Serangan Terpisah ke-3 Angkatan Bersenjata Ukraina Mayor Rodion Kudriashov mengatakan, masih ada harapan bertahan akan tetapi sangat kecil.
"Musuh hampir mengepung kita tetapi gagal menutup ring," kata Kudriashov dikutip dari Ukrainska Pravda, Sabtu (17/2/2024).
Menurutnya, militer Ukraina bertempur ke segala arah. Namun, tindakan serangan-kejutan yang berhasil dilakukan Brigade ke-3 dan unit terkait memungkinkan mereka untuk "memperbaiki dan menstabilkan situasi kritis".
Kudriashov menjelaskan bahwa situasi di wilayah Avdiivka sangat tidak menguntungkan, karena jumlah pasukan Rusia melebihi Ukraina tujuh berbanding satu. Namun demikian, pergerakan Rusia masih bisa ditahan.
Oleksandr Tarnavskyi, Komandan Kelompok Strategi Operasional Tavriia, mengatakan bahwa hingga Jumat (16/2/2024) pukul 13:00 (waktu Kyiv), Rusia belum memblokir satu unit Ukraina pun di Avdiivka.
Karenanya, operasi untuk mempertahankan kota terus berlanjut.
Tarnavskyi juga mengatakan bahwa pasukan Ukraina menjauh dari Zenit, posisi pertahanan utama di selatan Avdiivka, untuk menyelamatkan nyawa dan memperbaiki situasi operasional. Pasukan saat ini sedang berkumpul kembali dan memperkuat barisan mereka.
Baca juga: Ukraina Kehabisan Amunisi, AS: Avdiivka Terancam Jatuh ke Tangan Rusia
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa sehubungan dengan upaya tentara Rusia untuk merebut Avdiivka, dia telah meminta pimpinan militer untuk mengutamakan nyawa para tentara pembela Ukraina.
Tak Ingin Tragedi Bakhmut Terulang
Sementara Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrsky memerintahkan agar pasukan Ukraina segera meninggalkan Avdiivka.
Ukraina tak ingin kejadian di Bakhmut terulang kembali. Saat itu Oleksandr Syrsky memaksakan tentaranya bertempur habis-habisan di kota garam tersebut.
Akibatnya bukan kemenangan yang didapatkan, tetapi puluhan ribu pasukannya tewas menjadi korban perang brutal selama sembilan bulan tersebut.