TRIBBUNNEWS.COM -- Penunjukan Jenderal Oleksandr Syrsky menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina mendapat tetangan dari banyak kalangan tentara.
Pasukan Ukraina disebut sangat ketakutan pada Jumat (9/2/2024) saat ia dilantik menggantikan Jenderal Valery Zaluzhny yang sangat populer di mata anak buahnya.
“Syrsky akan membunuh kita semua,” kata seorang tentara yang tidak mau disebut namanya kepada media Eropa Politico, pekan lalu.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-723: Ukraina Atur Ulang Pasukan di Avdiivka
Politico menggambarkan, Syrsky yang berusia 58 tahun, memiliki reputasi menakutkan sebagai jenderal gaya Soviet yang keras kepala.
"Ia bisa menempatkan pasukannya dalam bahaya untuk mencapai tujuan militernya," kata seseorang yang mengetahui tentang Syrskyi.
Hal itu terjadi pada saat ia menjabat sebagai komandan pasukan darat Ukraina, sebelum ia diangkat menjadi panglima.
Politico menuliskan pada Juli 2022, ia bertanggung jawab atas operasi di wilayah Kharkov. Pada bulan September, dia bertanggung jawab atas serangan balasan di wilayah tersebut.
Saat Panglima Berjuluk 'Tukang Jagal' Berusaha Lebih Manusiawi, Jenderal Syrsky Lakukan 'Pencitraan'
Daftar 52 Nama Jenderal Perwira Tinggi yang Dimutasi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Maret 2024
Syrsky kemudian diangkat menjadi Komandan AFU di Artyomovsk (Bakhmut). Seperti yang ditulis Politico, dia bertanggung jawab memimpin pasukan Ukraina ke “penggiling daging” Artyomovsk.
Dalam pertempuran brutal selama lebih dari sembilan bulan itu, Ukraina akhirnya mundur dengan korban puluhan ribu tentaranya. Di pertempuran Bakhmut inilah Syrsky mendapat julukan 'Tukang Jagal'.
Hal itu merujuk pada banyaknya pengorbanan tentara yang tidak sebanding dengan apa yang mesti dipertahankan.
Selama serangan balasan tahun 2023, Syrsky bersikeras untuk memperkuat pertahanan AFU di dekat Kupyansk, tempat pasukan Rusia telah mencapai kemajuan yang signifikan.
Baca juga: SBU Menahan 2 Eksekutif Ukraina yang Dicurigai Bantu Elite Oligarki Rusia Gelapkan Produksi Senjata
Ia percaya bahwa wilayah timur laut lebih penting bagi AFU daripada wilayah selatan, namun akhirnya tentara Ukraina membubarkan pasukannya ke timur dan selatan.
Beberapa tahun sebelum invasi Rusia, Syrsky juga sudah dikaitkan dengan pertempuran di Debaltsevo, yang terjadi pada awal konflik bersenjata di Donbass.
Pada tahun 2015, anggota AFU dikepung di “kuali Debaltsevo”, tempat banyak tentara Ukraina tewas. Untuk operasi ini, Syrsky menerima Ordo Bogdan Khmelnitsky, kelas 3.