News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Informasi A1, Pakar di PBB: Perempuan Palestina Ditelanjangi, Diperkosa, Dieksekusi Militer Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak pengungsi Palestina mengantre untuk mendapatkan sumbangan makanan dan roti di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 30 November 2023.

Informasi A1, Pakar di PBB Sebut Perempuan Palestina Ditelanjangi, Diperkosa, dan Dieksekusi Militer Israel

TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin (19/2/2024), para pakar PBB menyatakan kekhawatirannya atas “informasi yang dapat dipercaya' mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan” terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Arab News melaporkan pada Selasa (20/2/2024), perempuan dan anak perempuan Palestina yang ditahan di tahanan Israel “ditelanjangi dan digeledah oleh petugas militer laki-laki Israel”, diperkosa dan “diduga dikurung di tengah hujan dan dingin, tanpa makanan,”.

Baca juga: IDF Undang Warga Israel Saksikan Penyiksaan Brutal Warga Palestina, Dimulai Saat Penonton Datang

Para ahli PBB di komisi Prosedur Khusus Dewan Hak Asasi Manusia, memperingatkan kalau insiden mengerikan tersebut memang benar terjadi di Palestina.

“Kami terkejut dengan laporan mengenai penargetan yang disengaja dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap perempuan dan anak-anak Palestina di tempat-tempat di mana mereka mencari perlindungan, atau ketika melarikan diri. Beberapa dari mereka dilaporkan memegang kain putih ketika mereka dibunuh oleh tentara Israel atau pasukan afiliasinya,” kata pernyataan para pakar di PBB tersebut.

Warga Palestina berjalan di jalan saat mereka meninggalkan Kota Gaza dan bagian lain Gaza utara menuju wilayah selatan pada 8 November 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (MOHAMMED ABED / AFP)

Aksi Merendahkan Martabat Perempuan

Banyak perempuan dan anak perempuan Palestina di Gaza dilaporkan menjadi sasaran perlakuan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat, tidak diberi pembalut menstruasi, makanan dan obat-obatan, serta dipukuli dengan kejam, tambah mereka.

“Kami sangat tertekan atas laporan kalau perempuan dan anak perempuan Palestina yang ditahan juga menjadi sasaran berbagai bentuk kekerasan seksual, seperti ditelanjangi dan digeledah oleh petugas tentara laki-laki Israel."

"Setidaknya dua tahanan perempuan Palestina dilaporkan diperkosa sementara yang lain dilaporkan diancam dengan pemerkosaan dan kekerasan seksual,” kata para ahli tersebut.

Mereka juga mencatat bahwa foto-foto tahanan perempuan dalam kondisi yang merendahkan juga dilaporkan diambil oleh tentara Israel dan diunggah secara online.

Mereka juga menyatakan keprihatinannya bahwa “sejumlah perempuan dan anak-anak Palestina, termasuk anak perempuan, dilaporkan hilang setelah kontak dengan tentara Israel di Gaza.”

“Ada laporan yang meresahkan mengenai setidaknya satu bayi perempuan yang dipindahkan secara paksa oleh tentara Israel ke Israel, dan tentang anak-anak yang dipisahkan dari orang tuanya, yang keberadaannya masih belum diketahui,” kata mereka.

“Kami mengingatkan Pemerintah Israel akan kewajibannya untuk menjunjung hak hidup, keselamatan, kesehatan, dan martabat perempuan dan anak perempuan Palestina dan untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang menjadi sasaran kekerasan, penyiksaan, perlakuan buruk atau perlakuan merendahkan martabat, termasuk pelecehan seksual. kekerasan,” kata para ahli.

“Secara keseluruhan, dugaan tindakan ini mungkin merupakan pelanggaran berat terhadap hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional, dan merupakan kejahatan serius berdasarkan hukum pidana internasional yang dapat dituntut berdasarkan Statuta Roma,” kata para ahli.

Para ahli tersebut antara lain:

Reem Alsalem, pelapor khusus mengenai kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, penyebab dan konsekuensinya;

Francesca Albanese, pelapor khusus mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki sejak tahun 1967;

Dorothy Estrada Tanck, Claudia Flores, Ivana Krstić, Haina Lu dan Laura Nyirinkindi, dari kelompok kerja diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan.

(oln/an/jn/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini