News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Australia akan Bangun Pangkalan Angkatan Laut Terbesar sejak PD II, Rudal Tomahawk Masuk Pengadaan

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Militer Australia mengirimkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) untuk berpartisipasi dalam perhelatan akbar latihan militer multinasional Super Garuda Shield (SGS) 2023 di Dermaga Jamrud Utara, Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (24/8/2023).

Rencana ini diumumkan di tengah rencana Australia untuk membeli setidaknya tiga kapal selam bertenaga nuklir rancangan AS.

Akankan Rencana Ini sebuah Langkah Perubahan Australia?

Australia pernah mengumumkan rencana untuk membeli setidaknya 3 kapal selam bertenaga nuklir rancangan AS pada tahun 2021.

Dengan adanya keputusan itu, Australia membatalkan rencana bertahun-tahun untuk mengembangkan kapal selam non-nuklir dari Prancis yang telah menelan biaya miliaran dolar.

Meskipun kapal selam kelas Virginia akan bertenaga nuklir, mereka tidak akan dipersenjatai dengan senjata atom dan diharapkan membawa rudal jelajah jarak jauh.

Hal ini mewakili sebuah langkah perubahan dalam kemampuan perairan terbuka negara ini.

Menurut para ahli, Australia telah siap untuk mengembangkan angkatan laut, dikutip dari Channel News Asia.

Akan tetapi, yang membuat ragu adalah negara ini telah menggunakan biaya yang besar untuk proyek-proyek pertahanan besar di Australia.

Tidak hanya itu, banyak perubahan kebijakan pemerintah, perubahan kebijakan dan rencana proyek yang lebih bermanfaat bagi penciptaan lapangan kerja lokal dibandingkan pertahanan.

Mantan pejabat keamanan senior dan sekarang menjadi analis independen, Michael Shoebridge mengatakan pemerintah harus berhenti melakukan kesalahan yang sama di masa lalu.

Menurutnya, Australia tidak punya waktu lagi untuk menyia-nyiakan biaya.

Shoebridge mengatakan harus ada proses pengadaan yang disederhanakan.

Apabila langkah tersebut tidak dilakuan, maka akan menyebabkan penundaan, masalah konstruksi, pembengkakan biaya.

Hingga akhirnya, kapal yang terlambat masuk layanan dengan sistem yang diambil alih oleh peristiwa dan perubahan teknologi.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Australia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini