News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Dari 70.000 Warga Palestina yang Terluka di Gaza, Hanya 800 yang Bisa Dievakuasi

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita Palestina menggendong putrinya yang terluka saat mereka menaiki kereta yang ditarik keledai di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Dari sekitar 70.000 warga Palestina yang terluka sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, hanya 800 orang yang bisa meninggalkan Jalur Gaza untuk mendapatkan perawatan.

Data tersebut diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (21/2/2024), The New Arab melaporkan.

Juru bicara kementerian kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan kepada media Yordania, Al-Mamlaka, bahwa proses evakuasi korban luka untuk mendapatkan perawatan sangat lambat.

Akibatnya, para pasien berisiko besar meninggal di dalam Gaza sebelum mendapatkan perawatan medis yang memamdai di luar Gaza.

“Hanya 800 orang terluka yang berhasil keluar sejak awal agresi Israel,” katanya.

Ia menambahkan bahwa jumlah tersebut termasuk 400 pasien kanker.

Qudra mengatakan keadaan saat ini mematikan karena sekitar 70.000 orang sedang menunggu pengobatan, termasuk sekitar 10.000 pasien kanker.

Penghuni RS Nasser, Gaza (X/Timesofgaza)

Ia juga membahas penghancuran sistematis sistem layanan kesehatan di Gaza oleh pasukan Israel.

Serangan Israel menargetkan 150 rumah sakit sehingga menyebabkan 32 rumah sakit tidak dapat berfungsi dan menghancurkan 53 pusat perawatan primer.

"Pasukan Israel terus menyerang fasilitas kesehatan di Gaza utara yang padat penduduknya," kata Qudra.

"Israel juga sedang berupaya untuk memberantas layanan kesehatan di Khan Yunis [selatan]."

Baca juga: Ashraf Al-Qidra: Rumah Sakit Nasser di Gaza Sepenuhnya Tidak Berfungsi Lagi

Rumah sakit Nasser bagaikan tempat kematian

Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengeluarkan peringatan pada Rabu, yang menyatakan bahwa pengepungan Israel terhadap Kompleks Medis Nasser di Khan Younis tidak tertahankan dan merupakan ancaman nyata bagi kehidupan staf medis dan pasien.

Kompleks Medis Nasser telah dikepung Israel selama lebih dari 30 hari dan kemudian diserbu empat hari lalu.

Qudra mengatakan tim medis tidak dapat memberikan perawatan medis karena kurangnya oksigen dan pasokan medis lainnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini