News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Rudal Houthi dari Laut Merah Jangkau Kota Eilat Israel, Yaman Dapat Tawaran Besar dari Uni Eropa

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal-kapal komersial berlayar di Laut Mediterania di lepas pantai Israel utara pada 21 Desember 2023, menyusul pengumuman Amerika Serikat tentang niatnya untuk membentuk koalisi multinasional untuk melindungi kapal kargo yang melakukan perjalanan melalui Laut Merah dari serangan kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran.

Rudal Houthi dari Laut Merah Jangkau Kota Eilat Israel, Yaman Dapat Tawaran Besar dari Uni Eropa

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah peluru kendali yang ditembakkan dari wilayah Laut Merah dilaporkan menyasar Kota Eilat, Selatan Israel, Kamis (22/2/2024).

Pernyataan dari Tentara Israel (IDF) Kamis pagi, mengonfirmasi serangan tersebut dengan menyatakan kalau rudal jelajah tersebut bisa dicegat.

"Pertahanan udara mencegat sebuah rudal yang sedang dalam perjalanan ke wilayah Israel dari Laut Merah," tulis juru bicara tentara Israel di X.

Baca juga: Media Israel: Semua Pelabuhan Israel Rusak Parah Karena Serangan dari Houthi Yaman di Laut Merah

Rudal tersebut tampaknya diluncurkan oleh Houthi di Yaman, menurut laporan Times of Israel.

Kelompok Houthi diketahui telah menyerang wilayah-wilayah di Israel selatan dengan drone dan rudal serta menyerang kapal kargo di Laut Merah yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan Israel (atau mengangkut barang ke dan dari Israel) sebagai bentuk solidaritas terhadap Jalur Gaza.

Gaza diketahui berada di bawah serangan gencar Israel sejak 7 Oktober.

Dengan meningkatnya ketegangan akibat serangan udara gabungan AS/Inggris di Yaman, kelompok Yaman tersebut mengatakan mereka menganggap semua kapal Amerika dan Inggris sebagai sasaran militer yang sah.

Dapat Tawaran Besar dari Uni Eropa untuk Akhiri Blokade Laut Merah

Terkait eskalasi di kawasan perairan itu, Yaman dilaporkan mengadakan 'pembicaraan konstruktif' dengan Uni Eropa membahas hal-hal mengenai keamanan Laut Merah.

Yaman mengatakan hampir 300 kapal secara aman melintasi Selat Bab al-Mandab minggu ini. Mereka menyalahkan 'propaganda dan militerisasi' Washington atas berkurangnya transit di Laut Merah baru-baru ini.

Wakil Menteri Luar Negeri Yaman di National Salvation Government (NSG) yang dipimpin Ansarallah, Hussein al-Ezzi, pada tanggal 21 Februari mengumumkan bahwa negara tersebut mengadakan “pembicaraan konstruktif” dengan UE mengenai situasi di Laut Merah.

“Ada pembicaraan konstruktif antara Sanaa dan Uni Eropa di mana kami mengonfirmasi bahwa navigasi maritim aman, dan kami akan membahas semua negara melalui komunikasi dengan Dewan Kemanusiaan,” kata Ezzi kepada wartawan di Sanaa.

Baca juga: Yaman Hancurkan Kapal Minyak Inggris di Teluk Aden, Kapal Inggris Ke-3 Diserang Dalam 4 Hari

Pejabat Yaman tersebut mengungkapkan, Yaman sedang mengadakan pembicaraan dengan Norwegia sebelum AS menetapkan kembali Ansarallah sebagai “organisasi teroris,”.

Dia menambahkan bahwa “tawaran besar” dibuat oleh UE sebagai imbalan untuk mengakhiri tindakan pro-Palestina di Laut Merah.

“Klasifikasi ini mewakili indikator kemenangan kami dalam posisi kami melawan Palestina. Jika kami menerima tawaran mereka, itu akan menjadi sebuah tikaman dari belakang bagi Palestina,” kata dia.

“Tiga negara dilarang berlayar di Laut Merah: Israel, Amerika, dan Inggris,” Ezzi menyoroti sebelum menekankan kalau “navigasi maritim yang aman tanpa Sanaa adalah ilusi, dan siapa pun yang berpikir demikian adalah salah.”

Dia juga mengklaim penurunan angkutan komersial di Selat Bab al-Mandab terkait dengan “propaganda Amerika” dan “militerisasi” jalur air utama tersebut.

Menurut Ezzi, 283 kapal melintasi Laut Merah secara aman pada pekan ini.

Pada Senin, Uni Eropa secara resmi meluncurkan misi angkatan laut Aspides di Laut Merah, yang digambarkan oleh diplomat utama Brussel Josep Borrell sebagai tindakan berani untuk melindungi kepentingan komersial dan keamanan UE dan komunitas internasional.

“Bagi orang Eropa, jangan bermain api. Ambillah pelajaran dari Inggris,” kata Mohammed Ali al-Houthi, anggota senior Dewan Politik Tertinggi Yaman, memperingatkan pada tanggal 20 Februari.

“Anda tidak memerlukan dukungan setan Amerika dalam melindungi entitas pendudukan sehingga dapat memusnahkan rakyat Gaza tanpa gangguan,” tambah Houthi, menekankan bahwa “navigasi internasional aman.”

Aspides berkumpul setelah beberapa anggota NATO terbukti ragu-ragu atau langsung menolak untuk bergabung dengan Operation Prosperity Guardian (OPG) yang dipimpin AS.

Menurut Wakil Laksamana AS Brad Cooper, konflik Washington melawan Yaman di Laut Merah adalah salah satu pertempuran terbesar yang dilakukan angkatan laut AS sejak akhir Perang Dunia II.

(oln/almydn/tc/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini