Tentara Israel Peringatkan Netanyahu Pembatasan Masjid Al-Aqsa di Bulan Ramadan Bisa Picu Ketegangan
TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel dan dinas keamanan domestik memperingatkan pembatasan Masjid Al-Aqsa di bulan Ramadhan untuk memicu ketegangan.
Tentara Israel dan dinas keamanan dalam negeri, Shin Bet, telah memperingatkan bahwa pembatasan masuknya warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama bulan puasa Ramadhan akan memicu ketegangan, media lokal Israel melaporkan pada hari Selasa, Anadolu Agency laporan.
“Tentara dan Shin Bet ingin membahas kembali masalah ini dengan (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, dalam upaya mengubah posisinya,” kata Radio Tentara Israel.
Pekan lalu, Netanyahu menyetujui rekomendasi dari Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, untuk membatasi masuknya warga Palestina yang tinggal di Israel dan Yerusalem ke dalam Masjid selama Ramadan, yang akan dimulai minggu depan.
Menurut Radio Angkatan Darat, badan-badan keamanan akan memberikan penilaian kepada Netanyahu mengenai tingginya risiko memburuknya keamanan di Tepi Barat.
“Jika ini terus berlanjut, maka akan diragukan bahwa Israel akan mampu menghentikannya di tengah pertempuran dan pengerahan pasukan di semua wilayah,” katanya, mengacu pada Jalur Gaza dan perbatasannya dengan Lebanon.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut kawasan itu sebagai Bukit Bait Suci (Temple Mount) karena merupakan situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Israel telah membatasi akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober menyusul serangan Hamas.
Setidaknya 29.878 warga Palestina telah terbunuh di Gaza di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini telah terbunuh.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
(Sumber: Middle East Monitor)