Dalam sebuah video yang diposting ke YouTube pada hari Senin (26/2/2024), Pevchikh mengklaim rencana pertukaran itu melibatkan Navalny dan dua warga negara AS yang tidak disebutkan namanya dengan Vadim Krasikov, seorang pembunuh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) di Jerman.
"Alexei Navalny bisa saja duduk di kursi ini sekarang, hari ini juga. Itu bukan kiasan. Itu bisa dan seharusnya terjadi," ucap Pevchikh, dikutip dari Al Jazeera.
Seorang juru bicara pihak jerman mengatakan pada konferensi pers hari Senin, pemerintah mengetahui laporan dugaan pertukaran tersebut, namun tidak dapat memberikan komentar.
Pembunuh bayaran Rusia Krasikov, yang merupakan bagian dari kesepakatan (pertukaran) tersebut, dipenjara seumur hidup di Jerman, setelah dinyatakan bersalah membunuh seorang pembangkang Chechnya-Georgia yang diasingkan di Tiergarten Park Berlin pada tahun 2019.
Dalam wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson pada awal Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat dia ingin mendapatkan kembali Krasikov.
Tewas Mendadak
Menurut laporan dari TASS, Navalny meninggal secara misterius pada Jumat (16/2/2024) sore.
Awalnya ia terlihat berjalan-jalan, kemudian mengalami sesak napas dan meninggal dunia.
Menanggapi kematian kritikus Kremlin paling 'galak' itu, para menteri luar negeri dari G7 bertemu di Munich pada Sabtu (17/2/2024).
The Guardian melaporkan, mereka menuntut Kremlin mengklarifikasi sepenuhnya soal kematian Navalny.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)