AS Veto Pernyataan DK PBB yang Kutuk Israel Bantai Warga Palestina di Tragedi Tepung Berdarah
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dilaporkan memveto pernyataan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang akan mengutuk Israel atas pembantaian massal lebih dari 100 warga sipil Palestina yang sedang menunggu pengiriman bantuan kemanusiaan di Kota Gaza.
Veto AS atas pernyataan DK PBB itu dikeluarkan pada Kamis, 29 Februari 2023, tak lama setelah insiden berdarah yang dikenal sebagai Tragedi Tepung Berdarah itu terjadi.
Baca juga: IDF Klaim Cuma Tembak Kaki, Sumber Militer Israel Akui Bantai Ratusan Warga Palestina Gegara Hal Ini
“Kami tidak memiliki semua fakta di lapangan – itulah masalahnya,” kata wakil duta besar AS untuk PBB Robert Wood kepada wartawan pada Kamis soal alasan veto AS.
Wood kemudian mengklaim ada “laporan yang bertentangan” tentang pembantaian terbaru tentara Israel tersebut.
Dia menekankan, Washington fokus untuk menemukan “beberapa bahasa yang dapat disepakati semua orang.”
Veto yang dilakukan pada Kamis ini adalah yang kelima kalinya Washington memblokir pernyataan DK PBB atau resolusi gencatan senjata yang akan meminta pertanggungjawaban Israel atas kekejaman yang dilakukannya di Gaza.
Menurut Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB, 14 dari 15 anggota dewan mendukung pernyataan yang diajukan Aljazair.
Setidaknya 112 warga Palestina tewas dan lebih dari 750 orang terluka setelah pasukan Israel melepaskan tembakan senapan mesin berat dan artileri ke ribuan orang yang menunggu makanan di Jalan Al-Rashid di Gaza, yang menandai pengiriman makanan pertama ke Gaza utara dalam beberapa minggu.
“Setelah melepaskan tembakan, tank-tank Israel maju dan menabrak banyak korban tewas dan terluka,” ujar Ismail al-Ghoul dari Al Jazeera melaporkan dari tempat kejadian.
Baca juga: IDF Sudah Tahu Ribuan Warga Palestina akan Kerubungi Bantuan: Terencana, Berondong Peluru Tanpa Ragu
Itu Adalah Jebakan
Seorang warga Palestina yang diwawancarai Al Jazeera di lokasi kejadian, menuturkan, tentara Israel memberondong peluru ke arah kerumuman warga Palestina secara serampangan.
Dia menilai, datangnya bantuan kemanusiaan bagi jutaan pengungsi yang kelaparan tersebut adalah bak sebuah jebakan kematian.
“Kami datang ke sini untuk mendapatkan bantuan. Saya sudah menunggu sejak siang kemarin. Sekitar pukul 04.30 dini hari, truk-truk mulai berdatangan. Tentara Israel melepaskan tembakan sembarangan ke arah kami seolah-olah itu adalah jebakan. Begitu kami mendekati truk bantuan, tank dan pesawat tempur Israel mulai menembaki kami,” kata seorang saksi di lokasi kejadian kepada Al Jazeera.
Agresi Israel memicu penyerbuan sehingga menambah kekacauan.
“Kami akan membawa tepung… lalu penembak jitu Israel menembaki kami,” kata orang lain di daerah tersebut kepada outlet berita berbasis di Qatar tersebut.
Baca juga: Koin Logam Tangkis Peluru IDF, Pria Palestina Ini Selamat Seusai Ditembaki Saat Menunggu Bantuan
“Mereka menembak kaki saya. Saya tidak bisa berdiri,” tambahnya.
Tel Aviv mengubah pernyataan versi mereka beberapa kali pada Kamis, pertama mengklaim mayoritas korban tewas akibat terinjak-injak tetapi kemudian mengubah klaim menjadi dalil kalau tentara IDF melepaskan tembakan hanya setelah merasa “terancam.”
Para pejabat Israel belum menjelaskan bagaimana kerumunan warga sipil yang kekurangan makanan dan pengungsi bisa menjadi ancaman bagi tentara mereka.
(oln/aja/almydn/*)