News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

AS Jatuhkan Bantuan ke Gaza Melalui Pesawat, Pejabat PBB Sebut Banyak Masalah: Itu Solusi Terakhir

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AS jatuhkan makanan ke Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Ketika situasi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan, Amerika Serikat (AS) mengikuti jejak sekutu Arab dan Eropa dengan memberikan bantuan darurat melalui udara.

Jumlah bantuan yang dibawa ke Jalur Gaza menggunakan truk telah anjlok selama hampir lima bulan perang, sehingga warga menghadapi kekurangan makanan, air, dan obat-obatan.

Meski begitu, pakar menyebut menjatuhkan makanan dari udara bukan cara yang ideal, SBS News melaporkan.

Mengapa paket bantuan dijatuhkan melalui udara?

Ketika konvoi truk yang mengantarkan bantuan memasuki Gaza, warga langsung mengerubungi truk-truk tersebut.

Namun, pasukan Israel malah melepaskan tembakan ke arah mereka, menewaskan lebih dari 100 orang pada hari Kamis (29/2/2024).

Ketika sebagian besar konvoi bantuan dihentikan, beberapa militer asing mengirimkan pasokan bantuan ke Gaza melalui udara, menjatuhkan bantuan ke sepanjang pantai Gaza menggunakan parasut.

Gambar yang diambil dari video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina berlari menuju parasut yang menempel pada paket makanan, yang dijatuhkan dari pesawat AS di pantai Jalur Gaza pada 2 Maret 2024. (AFP/-)

Yordania telah melakukan banyak operasi seperti itu sejak Oktober, dengan dukungan negara-negara termasuk Inggris, Perancis, dan Belanda.

Mesir juga mengirim beberapa pesawat militer dalam serangan udara pada hari Kamis, bersama dengan Uni Emirat Arab.

Pada hari Sabtu (2/3/2024), militer AS juga mulai mengirimkan makanan ke Gaza dengan metode yang sama.

Masalah malnutrisi dan dehidrasi

Seorang warga dari Al-Sabra Gaza tengah bernama Imad Dughmosh mengatakan dia berhasil mendapatkan makanan dan air dari bantuan tersebut, namun jumlahnya tidak cukup untuk semua orang yang menunggu.

“Pada akhirnya, saya mengambil sekantong pasta dan keju, tapi sepupu saya tidak bisa mendapatkan apapun,” kata pria berusia 44 tahun itu.

Baca juga: Wanita Palestina Miliki Anak Kembar setelah Berjuang 10 Tahun, Serangan Israel Tewaskan Keduanya

“Saya senang karena saya membawakan makanan untuk anak-anak, tapi itu tidak cukup.”

Pengiriman ke Gaza telah berkurang sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober.

Perang antara Hamas dan Israel kali ini adalah eskalasi terbaru dari konflik yang sudah berlangsung lama dan berkepajangan.

Hamas adalah kelompok politik dan militer Palestina, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak pemilu terakhir pada tahun 2006.

Tujuan Hamas adalah mendirikan negara Palestina dan menghentikan pendudukan Israel di Gaza dan Tepi Barat, yang merupakan tindakan ilegal menurut hukum internasional.

Di Gaza utara, tempat Israel memulai operasi daratnya, banyak warga yang terpaksa hanya mengonsumsi pakan ternak.

Sepuluh anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, kata kementerian kesehatan Gaza pada Jumat (1/3/2024).

Selain risiko menjatuhkan paket ke kamp-kamp dan kota-kota yang padat penduduk, penduduk wilayah pesisir mengatakan banyak paket bantuan jatuh di Laut Mediterania.

“Sebagian besar bantuan jatuh ke laut hari ini, begitu pula parasut yang jatuh pada Kamis dan Rabu semuanya jatuh ke laut, kecuali sejumlah kecil,” kata Hani Ghabboun, yang tinggal di Kota Gaza bersama istri dan lima anaknya.

Dia mengatakan warga Gaza membutuhkan ratusan ton bantuan untuk menghadapi kelaparan dan memberi makan masyarakat.

"Bencana kelaparan hampir tak terelakkan"

Potret anak-anak kelaparan di Gaza (X/UNRWA)

Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB OCHA, mengatakan ada banyak masalah dengan airdrop, yang lebih baik untuk misi kecil dan spesifik.

“Bantuan yang masuk melalui cara ini adalah pilihan terakhir,” katanya.

Ia seraya menambahkan bahwa itu bukanlah solusi yang terbaik untuk Gaza.

“Transfer melalui jalur darat memang lebih baik, lebih efisien, lebih efektif, dan lebih murah.”

Baca juga: Warga Israel Panic Buying Generator Listrik, Takut Perang dengan Hizbullah Meletus

Namun dia memperingatkan: "Jika sesuatu tidak berubah, kelaparan hampir tidak bisa dihindari mengingat tren saat ini."

PBB menuduh pasukan Israel secara sistematis memblokir akses ke Gaza, namun Israel menyangkalnya.

Namun, Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa dia akan mendesak Israel membiarkan lebih banyak konvoi melalui darat.

“Tidak ada alasan, karena kenyataannya bantuan yang mengalir ke Gaza masih jauh dari cukup,” katanya.

Berapa biaya untuk menjatuhkan bantuan lewat udara atau airdrop?

Jens Laerke mengatakan Amerika Serikat akan mempelajari kemungkinan adanya “koridor laut” untuk mengirimkan pasokan dalam jumlah besar ke Gaza.

Kelompok bantuan, termasuk badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, mengatakan konvoi jalan yang aman adalah solusi terbaik untuk skala kebutuhan di Gaza.

Juru bicara Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan kepada wartawan bahwa hampir 1.000 truk menunggu di perbatasan Mesir dan siap berangkat.

“Airdrops sangatlah menantang,” kata Stephane Dujarric dalam sebuah pengarahan minggu ini.

"Tetapi semua opsi tetap ada".

Airdrop juga bisa mahal.

Jeremy Konyndyk, presiden Refugees International, mengatakan menjatuhkan lewat udara hanya bisa membantu pihak-pihak yang terpinggirkan.

Satu pesawat dapat mengirimkan bantuan yang setara dengan dua truk, namun biayanya 10 kali lipat, katanya kepada BBC World Service pada hari Jumat.

“Daripada membuang makanan dari udara, kita harus memberikan tekanan besar dan menggunakan pengaruh pada pemerintah Israel untuk mengizinkan bantuan masuk melalui saluran yang lebih tradisional yang benar-benar memberikan bantuan dalam skala besar," ujarnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini