TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Pasar Dalam Negeri Uni Eropa (UE), Thierry Breton, mengomentari pernyataan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang menyindir negara-negara Barat ingkar janji karena tidak memasok peluru artileri tepat waktu.
Menurut Thierry Breton, Ukraina seharusnya tidak berharap mendapatkan peluru itu secara gratis.
“Saya berkata: 'menyediakan' dan bukan 'memberi secara gratis',” kata Thierry Breton kepada France Info pada Senin (4/3/2024) tentang janji yang dibuat oleh UE tahun lalu.
Dia mengatakan UE memperkirakan Ukraina akan membayar setidaknya sebagian dari pasokan tersebut.
Sebelumnya, Zelensky mengeluh UE akan gagal mencapai target 520.000 peluru artileri yang seharusnya dipasok ke Ukraina pada Maret 2024.
“Dari juta peluru yang dijanjikan Uni Eropa kepada kita, sayangnya bukan 50 persen yang datang, tapi 30 persen,” kata Zelensky dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Bulgaria, Nikolay Denkov, di Kyiv, Senin (26/2/2024).
Ketika ditanya tentang pernyataan Zelensky tersebut, Thierry Breton menepis komentar Zelensky sebagai pernyataan yang salah.
"Angka-angka yang dikutip oleh Zelensky tidak sesuai dengan kenyataan," katanya.
"Kyiv mengharapkan semua peluru yang dijanjikan akan 'disumbangkan', namun hal itu tidak pernah terjadi," lanjutnya.
Thierry Breton menekankan UE hanya akan menyediakan peluru artileri dan tidak memberikannya secara gratis ke Ukraina.
Menurutnya, penting untuk menghidupkan industri pertahanan di Eropa melalui kerja sama ekonomi, selain memberikan bantuan kepada Ukraina.
Baca juga: Lesu Lawan Rusia, Ukraina Salahkan Negara Barat Tak Tepati Janji soal Senjata
3 Cara agar Ukraina Mendapat Pasokan Peluru
Sebelumnya, UE mengembangkan tiga cara untuk Ukraina agar mendapatkan peluru yang dibutuhkannya.
Cara pertama yaitu melibatkan sumbangan dan UE telah memberikan 300.000 butir peluru secara gratis kepada Ukraina.
Komisaris tersebut mengatakan pada bulan Maret, jumlah tersebut akan bertambah menjadi 550.000 butir.