Arab Saudi Kutuk Perluasan Pemukiman Israel Besar-besaran di Tepi Barat, Yerusalem, dan Betlehem
TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi mengecam persetujuan Israel atas pembangunan permukiman baru di Tepi Barat yang diduduki, Rabu (6/3/2024).
Kementerian luar negeri Arab Saudi di Riyadh menyatakan menolak keputusan pembangunan 3.500 unit pemukiman baru di wilayah pendudukan Palestina.
Kementerian tersebut menambahkan kalau Kerajaan Arab Saudi juga mengutuk upaya-upaya yang mencoba melakukan Yudaisasi di sebagian besar Tepi Barat, termasuk Yerusalem.
Baca juga: Darah Sudah Tumpah di Gaza, Marwan Barghouti Serukan Fatah-PA Bangkit Melawan Israel di Tepi Barat
“Hal ini bertentangan dengan semua resolusi internasional, hukum hak asasi manusia internasional, dan piagam PBB. Tindakan seperti itu menghalangi tercapainya peluang perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tegas kementerian tersebut.
“Kerajaan menegaskan kembali perlunya mengakhiri penderitaan dan memberikan harapan bagi rakyat Palestina dan memungkinkan mereka memperoleh hak untuk hidup aman dan mendirikan negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” tambah pernyataan itu.
Baca juga: Arab Saudi Marah Dunia Cuma Nonton Israel Bantai Gaza, KTT OKI Serukan Pengakuan Negara Palestina?
Peningkatan Besar-besaran Pemukiman Israel yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
Dalam laporan lain, sebuah perintah baru-baru ini ditandatangani oleh komandan Komando Pusat militer Israel, Mayor Jenderal Yehuda Fox, yang menetapkan yurisdiksi untuk pemukiman baru di utara kota Al-Ubediya, sebelah timur Betlehem di Tepi Barat yang diduduki.
Tahap pertama pemukiman akan mencakup 3.600 unit rumah di sekitar 417 dunam (satuan luas) untuk masyarakat agama-nasionalis, kata kelompok anti-pemukiman Israel, Peace Now.
“Pada tahap kedua, pemukiman ini dimaksudkan untuk diperluas hingga tambahan 2.000 dunam dan 10.000 unit rumah lainnya untuk populasi Ultra-Ortodoks (Haredi),” tambah kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Pihak berwenang Israel telah mengontrak para perencana dan arsitek untuk menyiapkan rencana pemukiman baru dengan biaya sekitar 2,7 juta shekel (751.000 dolar AS).
Menurut Peace Now, pemukiman baru ini merupakan implementasi dari keputusan pemerintah sebelumnya pada Februari tahun lalu untuk mendirikan sembilan pemukiman baru di Tepi Barat.
Sebelumnya, perintah lain telah ditandatangani oleh Mayjen Komandan Yehuda yang akan mengizinkan pos terdepan ilegal di Tepi Barat yang diduduki menjadi pemukiman perkotaan yang penting dan besar.
Pos terdepan MitzpehYehuda, yang meliputi tanah seluas 50 dunam, akan menjadi sebuah kota bernama Mishmar Yehuda seluas 417 dunam (104 hektar).
"Sekitar 3.600 rumah akan dibangun di pemukiman tersebut, yang pada akhirnya berpotensi menampung 13.000 pemukim," menurut laporan media Israel, Haaretz.