Kondisi yang memprihatinkan juga terjadi di Gaza Selatan, untuk mencegah meluasnya krisis pangan yang terjadi disana para warga mulai putar otak mengubah pakan biji burung sebagai tepung untuk membuat roti.
Setelah pakan burung ditumbuk halus, orang-orang biasanya akan langsung memanggang roti di atas api yang terbuat dari kayu yang diambil dari reruntuhan bangunan.
Cara ini dilakukan usai warga Gaza Utara tak mampu membeli tepung yang kini menjadi benda paling langka di Gaza.
Saking langkanya tepung kini dibanderol dengan harga yang tak masuk akal, dimana harga satu kantong tepung dijual jadi 200 dolar AS atau sekitar Rp 3,12 juta, dikutip dari Reuters.
500 Masjid di Gaza Hancur
Selain tak bisa mendapatkan pangan yang layak, selama Ramadhan tahun ini warga Gaza juga tak dapat menunaikan ibadah di masjid.
Ini karena 500 masjid yang berada di kawasan Gaza dilaporkan hancur akibat rudal Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Tak hanya menargetkan masjid IDF juga turut menghancurkan 3 gereja bersejarah yang ada di Gaza.
“Biasanya selama Ramadhan kami berkumpul di masjid untuk shalat malam. Kini sebagian besar masjid telah hancur,” jelas anggota staf Islamic Relief di Gaza.
Adapun pembatasan ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel.
Sebelumnya negara Zionis itu telah lebih dulu membatasi akses beribadah warga di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Tindakan yang dilakukan Israel sontak memicu kritikan dari sejumlah pihak.
Termasuk Euro-Med Monitor yang menilai pengeboman tempat ibadah yang dilakukan Israel merupakan pelanggaran pada hukum kemanusiaan internasional dan hukum perang.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)