Kapal tersebut mengalami kerusakan parah akibat rudal yang ditembakkan oleh Houthi pada tanggal 18 Februari.
Kapten Yeslem Mubarak, wakil ketua eksekutif Otoritas Urusan Maritim dan anggota komisi pemerintah yang menangani kapal yang tenggelam, mengatakan kepada Arab News pada hari Rabu bahwa kapal tersebut tenggelam membawa ribuan ton pupuk, 200 ton mazut, dan 87 ton diesel, dan bahwa tim pemerintah di lapangan tidak menemukan bukti kontaminasi di dekat kapal atau di pantai Yaman.
"Tim-tim mengunjungi lokasi kapal berkali-kali untuk memeriksa kondisinya, dan menjadi jelas bahwa misi penyelamatan berada di luar kemampuan pemerintah, sehingga memerlukan penggunaan organisasi penyelamatan internasional spesialis," kata Mubarak.
Pihak Houthi, yang menuduh AS membesar-besarkan masalah lingkungan kapal tersebut, mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan upaya penyelamatan mendekati kapal yang tenggelam kecuali jika Israel mencabut pengepungannya di Gaza.
Duta Besar AS untuk Yaman, Steven Fagin, yang menghadiri pertemuan virtual, Selasa dengan komite pemerintah Yaman, mengutuk Houthi karena menghancurkan ekosistem serta mengganggu perdagangan internasional dengan menyerang kapal-kapal yang berlayar di lepas pantai Yaman.
"Serangan dan penenggelaman MV Rubymar merupakan contoh lain dari pengabaian Houthi terhadap kehidupan para pelaut dan mata pencaharian warga Yaman. Serangan Houthi yang menjijikkan ini harus dihentikan sekarang juga," ujar duta besar AS dalam sebuah pernyataan.