TRIBUNNEWS.COM - Mantan Duta Besar PBB, Nikki Haley, mundur dari kampanye kepresidenannya pada hari Rabu (6/3/2024), membuka jalan bagi mantan Presiden Donald Trump untuk memenangkan nominasi Partai Republik.
Namun dalam pidato singkatnya di markas kampanyenya di Charleston, Carolina Selatan, Haley tidak mendukung Trump, yang merupakan satu-satunya tersisa dalam Partai Republik.
Haley mengakui bahwa Trump kemungkinan besar akan menjadi calon presiden dan mengatakan dia mendoakan yang terbaik untuk Trump, tetapi tidak mendukungnya, CBS News melaporkan.
“Sekarang terserah pada Donald Trump untuk mendapatkan suara dari orang-orang di partai kami dan di luar partai kami yang tidak mendukungnya,” kata Haley.
"Dan saya harap dia melakukan itu."
Dua sumber yang dekat dengan Haley mengatakan Haley sangat ingin menjadi bagian dari diskusi Partai Republik.
Haley disebut bangga menjadi pesaing terakhir melawan Trump dan tidak menutup kemungkinan apa pun ke depannya.
Sekutu-sekutu utamanya percaya bahwa pencalonan Haley memperkuat dirinya sebagai pembawa standar nilai-nilai tradisional Partai Republik.
Reaksi Donald Trump
Melalui media sosialnya, Trump mengatakan ia berharap Haley terus berjuang hingga akhir.
"Di titik ini, saya berharap dia tetap ikut dalam 'perlombaan' dan bertarung hingga akhir."
Kekalahan Nikki Haley di Super Tuesday
Berita mundurnya Nikki Haley muncul hanya beberapa jam setelah Donald Trump meraih kemenangan besar di hampir semua negara bagian yang menyelenggarakan kontes pencalonan Partai Republik pada Super Tuesday, menurut proyeksi CBS News.
Baca juga: Donald Trump Nyatakan Dukungan untuk Israel: Selesaikan Masalahnya
Exit poll menunjukkan Trump mengungguli Haley di antara sebagian besar pemilih Partai Republik.
Para pemilih mengatakan imigrasi dan ekonomi adalah isu terpenting mereka.
Haley membantah Trump menyapu bersih kontes Super Tuesday.