TRIBUNNEWS.COM -- Beberapa hari menjelang pemilihan presiden Rusia, Vladimir Putin yang menjadi calon kuat memperoleh dukungan dari masyarakatnya.
Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Public Opinion Foundation (FOM) sekitar 83 persen memberi penilaian positif terhadap kinerja Presiden Vladimir Putin.
Media pendukung pemerintah, TASS menyebut dalam survei itu tingkat kepercayaan masyarakat Rusia terhadap Putin mrncspsi 82 persen. Mereka juga menilai positif hal-hal yang sedang dikerjakan Putin.
Baca juga: Wilayahnya Terus Digerogoti Rusia, Ukraina Persiapkan Serangan Balasan
Selain itu, 55 persen dari mereka yang disurvei menyetujui pekerjaan pemerintah Rusia, sementara 61 persen menyetujui pekerjaan Perdana Menteri Mikhail Mishustin.
Rusia Bersatu menduduki peringkat teratas karena 53 persen responden akan memberikan suara mereka untuk partai ini.
Jajak pendapat mingguan FOMnibus dilakukan terhadap 1.500 orang dewasa dari 104 wilayah berpenduduk perkotaan dan pedesaan di 53 wilayah Rusia pada 1-3 Maret 2024.
Sementara Al Jazeera menuliskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin pasti akan memenangkan pemilu kelimanya.
Putin mengumumkan pencalonannya pada bulan Desember dalam upacara koreografi di aula Kremlin yang didekorasi dengan mewah ketika berbicara dengan “kolonel” separatis dari wilayah Donbas di Ukraina tenggara.
“Atas nama seluruh rakyat kami, Donbass, wilayah yang bersatu kembali [dengan Rusia], saya ingin meminta Anda untuk mengambil bagian dalam pemilu ini,” Artyom Zhoga, yang mengenakan seragam sempurna yang dihiasi medali, mengatakan kepada Putin.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-743: Moskow Penjarakan Jurnalis Buntut Artikel Dugaan Kejahatan Perang
“Saya tidak akan menyembunyikannya, saya memiliki pemikiran yang berbeda pada waktu yang berbeda, tetapi sekarang adalah waktunya untuk mengambil keputusan, dan saya akan mencalonkan diri,” jawab Putin dengan wajah datar.
Dia telah menjalani empat kali masa kepresidenan. Putin terpilih sebagai presiden pada tahun 2000 dan terpilih kembali pada tahun 2004, 2012, dan 2018.
Jika kembali menang, seperti yang diharapkan, dia akan menjalani masa enam tahun lagi, berkat amandemen konstitusi yang memperluas masa jabatannya. Ini akan menandai masa jabatannya yang kelima.
Dia kemudian dapat dipilih kembali pada tahun 2030 untuk masa jabatan keenam.
Artinya, dia bisa berkuasa hingga tahun 2036, saat dia berusia 83 tahun.
Mantan spion KGB berusia 71 tahun ini telah menjadi pemimpin terlama di Rusia sejak pemimpin Soviet Josef Stalin.
Perlakuan Putin yang semakin keras terhadap oposisi, kritikus, dan pengunjuk rasa anti-perang sering disamakan dengan kampanye “teror besar” Stalin.