TRIBUNNEWS.COM - Dapatkah pelabuhan sementara yang dibangun Amerika Serikat (AS) di Gaza membantu menyelesaikan masalah bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga Palestina?
Dermaga terapung yang didirikan sebagai solusi masalah bantuan kemanusiaan, tampaknya menjadi persoalan rumit baru di Palestina.
Sebenarnya, lebih mudah bagi Israel untuk membuka penyeberangan darat ke Gaza, mengingat ada banyak truk bantuan tertahan di perbatasan akibat blokade Tel Aviv.
"Setiap upaya untuk mendatangkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk membantu orang-orang yang putus asa, sangat disambut baik," ungkap Direktur Komunikasi dari Badan Bantuan dan Pekerjaaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA, Juliette Touma, dikutip dari Al Jazeera.
"Namun, ada cara yang lebih efisien, murah, dan cepat untuk menyalurkan bantuan ke Gaza, yaitu melalui jalan darat," ungkapnya.
Touma mengatakan diperlukan minimal 500 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan warga sipil Palestina dI Gaza.
"Itu adalah rata-rata jumlah truk yang masuk ke Gaza sebelum perang," ucapnya.
Keadaan berubah sejak 7 Oktober 2023.
Setelah perang Israel-Hamas meletus, rata-rata hanya 90 truk bantuan memasuki Gaza per Februari 2024, bahkan pada hari-hari tertentu, jumlah truk hanya tujuh atau sembilan truk.
Touma menekankan bahwa selama dua minggu pertama setelah perang dimulai, tidak ada truk bantuan yang memasuki Gaza.
Ini menyebabkan 5.000 truk tidak dapat bongkar muat, sehingga memperburuk defisit bantuan di wilayah Gaza.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Pelabuhan Sementara yang Dibangun AS di Gaza?
Hingga saat ini, ratusan truk berisi bantuan menunggu di perbatasan Mesir karena pembatasan yang dilakukan Israel.
Penduduk di daerah kantong sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan karena pasar-pasar di Gaza tak lagi hidup.
"Harus ada lebih banyak truk yang masuk, bukan malah berkurang," kata Touma.
Ia dengan tegas menyerukan bahwa Israel perlu mengambil langkah-langkah untuk memastikan lebih banyak truk bantuan dapat memasuki wilayah kantong tersebut dengan lancar.
Upaya apa yang dilakukan negara lain untuk mengirimkan bantuan ke Gaza?
Sebuah koridor maritim telah dijadwalkan untuk mengirimkan bantuan dari Siprus ke Gaza pada hari Minggu (11/3/2024).
Hal ini merupakan kolaborasi sejumlah mitra, antara lain negara-negara Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, bantuan tersebut tidak terkirim sesuai jadwal dan tetap tertahan di Siprus karena masalah teknis.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)