News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin: Sangat Konyol Jika Rusia Mau Damai Gara-gara Ukraina Krisis Amunisi

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan). -- Putin sebut negosiasi hanya karena Ukraina krisis amunisi adalah hal konyol.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Rusia terbuka untuk negosiasi dengan Ukraina untuk mengakhiri perang.

Namun, ia menegaskan hal itu hanya bisa dilakukan jika ada komitmen dari Ukraina dan mitranya untuk menjamin keamanan Rusia.

"Kami ingin menyelesaikan semua ini melalui cara damai. Namun, kita harus memahami dengan jelas bahwa ini bukanlah jeda yang ingin diambil musuh untuk mempersenjatai kembali (Ukraina)," kata Presiden Vladimir Putin ketika ditanya soal kesiapan negosiasi dengan Ukraina, Rabu (13/3/2024).

"Ini harus menjadi pembicaraan serius mengenai jaminan keamanan bagi Federasi Rusia," lanjutnya.

Hal itu menanggapi usulan konferensi perdamaian mengenai Ukraina di Swiss, yang akan digelar dalam waktu dekat tanpa melibatkan Rusia.

“Apakah kita siap untuk bernegosiasi? Ya, kami siap, tapi kami hanya siap untuk negosiasi yang serius, bukan berdasarkan daftar keinginan yang muncul setelah penggunaan psikotropika, tetapi berdasarkan kenyataan,” jelas dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Dmitry Kiselyov.

Menurutnya, negosiasi damai dengan Ukraina tidak bisa dilakukan hanya karena Volodymyr Zelensky kekurangan amunisi saat ini.

"Akan menjadi konyol untuk melakukan negosiasi sekarang hanya karena mereka (Ukraina) kehabisan amunisi,” kata Putin, dikutip dari Kyiv Independent.

Ia merujuk pada berkurangnya dukungan dari Amerika Serikat (AS), pendukung utama Ukraina.

Sementara itu, Putin hanya mau menghentikan agresinya jika Ukraina menyerah tanpa syarat dan memenuhi beberapa tuntutan Rusia.

Di antaranya, Rusia ingin menguasai lima wilayah yang direbut dari Ukraina, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson, Krimea; Ukraina dilarang gabung ke NATO; dan jaminan keamanan bagi Rusia.

Baca juga: Putin Ancam Bakal Pukul Barat Pakai Nuklir Apabila Nekat Ganggu Kedaulatan Rusia

Di sisi lain, Zelensky telah membuat proposal perdamaian yang berisi tuntutan Ukraina, termasuk penarikan pasukan Rusia dari wilayahnya dan ganti rugi perang dari Rusia.

Putin: Zelensky Larang Ukraina Berunding dengan Rusia

Dalam percakapan dengan jurnalis Amerika Tucker Carlson bulan lalu, Putin menegaskan kembali persyaratan negosiasi Rusia-Ukraina.

Namun agar hal tersebut dapat terlaksana, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga harus mencabut keputusannya yang melarangnya untuk bernegosiasi dengan Rusia.

Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina gagal pada Maret 2022 ketika kedua pihak saling menuduh satu sama lain dan mengajukan tuntutan yang tidak realistis, dikutip dari TASS.

Putin kemudian mengatakan delegasi Ukraina awalnya menyetujui beberapa persyaratan Rusia selama pembicaraan di Turki.

Namun kemudian tiba-tiba mengingkari kesepakatan tersebut.

Menurut David Arakhamia, negosiator utama Ukraina di Turki, Perdana Menteri Inggris saat itu Boris Johnson memainkan peran penting dalam mengatur kegagalan perundingan.

Boris Johnson saat itu disebut mengatakan kepada Ukraina, “Mari kita terus berperang” dan mendesak mereka untuk tidak menandatangani apa pun dengan Rusia.

Namun, Boris Johnson membantah terlibat dalam kegagalan perundingan perdamaian Rusia-Ukraina

Setelah kegagalan itu, Rusia tetap membuka kesempatan untuk negosiasi dengan Ukraina.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini