TRIBUNNEWS.COM -- Rusia menyatakan tidak akan hadir dalam konferensi perdamaian mengenai konflik Ukraina yang diusulkan untuk diselenggarakan di Swiss.
Negara yang sedang berperang dengan Ukraina tersebut mendapat undangan resmi untuk hadir dalam konferensi tersebut.
Namun Moskow tetap tegas tak akan hadir. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan alasan negaranya bakalan mangkir dalam pertemuan tersebut.
Rusia mencium adanya agenda khusus Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam rencana konferensi tersebut.
Baca juga: Rentetan Drone dan Rudal Ukraina Serang 2 Kilang Minyak Rusia
Hal ini diungkap karena Ukraina telah mengindikasikan bahwa Rusia hanya dapat diundang jika negara tersebut menyetujui sejumlah prasyarat sebelumnya.
“Forum ini akan didedikasikan untuk mempromosikan ultimatum 'formula perdamaian Zelensky', meskipun penyelenggaranya di Swiss berpura-pura bahwa mereka mencari kesamaan dalam inisiatif perdamaian di berbagai negara,” kata Zakharova, menurut siaran pers yang dikeluarkan situs web kementerian, Rabu (13/3/2024).
Dia menjelaskan bahwa rencana Zelensky mencakup sejumlah ketentuan yang tidak realistis, termasuk penarikan pasukan Rusia ke perbatasan Ukraina pada tahun 1991, meminta pertanggungjawaban Moskow dan membayar reparasi, serta ketentuan mengenai pangan, keselamatan nuklir, energi, ekologi, dan masalah kemanusiaan. Tuntutan dasar Kiev tetap sama, sementara kepentingan sah Rusia diabaikan, kata Zakharova.
“Jadi, konferensi mendatang merupakan kelanjutan dari pertemuan dalam format Kopenhagen yang awalnya mendiskreditkan diri sendiri, namun kini menemui jalan buntu,” kata Zakharova.
Sebelumnya China dan Swis berinisiatif untuk menggelar pertemuan puncak perdamaian pada musim panas nanti.
Meski demikian, belum disebutkan daftar peserta dan kapan pertemuan tersebut digelar.
Moskow yakin bahwa “Swiss tidak dapat berfungsi sebagai platform untuk berbagai upaya pemeliharaan perdamaian, karena hal ini memerlukan status netral, yang telah hilang dari Bern,” klaim juru bicara tersebut.
“Semua ini membuat partisipasi Rusia dalam 'konferensi perdamaian' yang disebutkan di atas tidak ada gunanya karena tidak peduli apakah itu akan diadakan dalam satu, dua atau lima tahap – inti ultimatumnya, yang dipromosikan oleh Kiev dan penguasanya, tidak berubah dari ini. Zakharova menyimpulkan.
Baca juga: Rusia Siap Hadapi Perang Nuklir, Putin Ungkap Senjata Terkuat Rusia untuk Lawan Barat
Para pendukung Ukraina di Barat bersikeras bahwa penyelesaian damai hanya dapat dicapai jika Kiev menyetujuinya dan berjanji akan terus mengirimkan senjata “selama diperlukan.” Sementara itu, Rusia menekankan bahwa bantuan asing sebesar apa pun tidak akan mengubah arah konflik.
Tanggapan Jerman
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan tawaran perundingan perdamaian oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tidak dapat dianggap serius selama ia melanjutkan “perang agresi” terhadap Ukraina.