Pada saat itu, Shtayyeh mengatakan bahwa keputusan dirinya mundur lantaran 'eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya' di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki hingga perang di Gaza.
"Saya melihat tahap selanjutnya dan tantangan-tantangannya memerlukan pengaturan pemerintahan dan politik baru yang mempertimbangkan realitas baru di Gaza dan perlunya konteks Palestina-Palestina berdasarkan persatuan Palestina," kata Shtayyeh.
Di sisi lain, sejak perang meletus sejak 7 Oktober 2023, korban tewas di Gaza mencapai 31.341 orang per Kamis (14/3/2024).
Korban tersebut di antaranya sebanyak 12.300 anak-anak meninggal dunia dan lebih dari 8.000 lainnya masih hilang.
Selain itu, korban luka mencapai 73.134 orang termasuk 8.663 anak-anak.
Sedangkan di Tepi Barat, ada 433 orang tewas termasuk 116 anak-anak.
Sementara korban luka mencapai 4.650 orang.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel