Ancaman Yoav Gallant Jadi Olok-olok, Justru Hizbullah yang Bikin Israel Kembali ke Zaman Batu
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel mengolok-olok pernyataan pejabat Israel yang mengancam Hizbullah akan membombardir Lebanon hingga negara tersebut kembali ke Zaman Batu.
Dalam ulasannya terkait konteks tersebut, surat kabar Israel Hadashot Bazaman mem-posting ulang sebuah video yang diterbitkan oleh media militer Hizbullah, menambahkan sulih suara dari beberapa pejabat Israel, terutama Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant.
Baca juga: Gallant Mau Yahudi Ultra-Ortodoks Harus Masuk Militer, Netanyahu: Kamu Bahayakan Stabilitas Israel
Beberapa waktu lalu, Gallant memang mengancam serangan ke Hizbullah hingga bisa mengembalikan Lebanon ke Zaman Batu.
Video tersebut menampilkan judul berani yang menanyakan "Siapa yang membawa siapa ke Zaman Batu?"
Baca juga: Perang Habis-habisan Lawan Hizbullah Bisa Bikin 60 Persen Wilayah Israel Gelap Gulita Tanpa Listrik
"Gallant, yang pernah mengancam akan mengembalikan Lebanon ke Zaman Batu, mendapati dirinya berada dalam situasi sebaliknya, jelas ketua dewan Margaliot" pada Januari," tulis ulasan media tersebut, dikutip Sabtu (16/3/2024).
Pejabat Israel, pemimpin dewan yang bertanggung jawab atas pemukiman yang terletak di sebelah barat pemukiman Kiryat Shmona, menjelaskan adanya pemadaman listrik yang dialami di pos terdepan kolonial, menyusul serangan roket yang diluncurkan oleh Hizbullah di al-Jalil Panhandle.
“Permukiman kami akhirnya dibiarkan tanpa listrik, dan kami akhirnya kembali ke Zaman Batu,” keluh pejabat Israel tersebut.
Baca juga: Sepagian Sudah 100 Roket Hizbullah Luncurkan ke Israel: 30 Roket Gelombang Kedua Tanpa Sirine
Depresi Hadapi Hizbullah
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada Kamis pekan ini menyoroti situasi yang dihadapi para pemukim Yahudi Israel di permukiman utara, menekankan kalau mereka “terkuras tenaganya dan harus membayar mahal akibat pertempuran dengan Hizbullah.”
Menurut surat kabar tersebut, para pemukim di utara berada dalam kondisi “depresi” dan mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang kita lakukan untuk mengakhiri mimpi buruk roket Hizbullah?”
Surat kabar tersebut mengutip seorang pemukim Israel yang tinggal di salah satu pemukiman al-Jalil dekat perbatasan dengan Lebanon yang mengatakan kalau “para pemukim di sana hidup di antara roket-roket Hizbullah,” dan menggambarkan situasinya sebagai “mengerikan”.
Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa lebih dari 60.000 warga Israel di permukiman al-Jalil telah mengungsi dan dievakuasi ke permukiman lain sejak dimulainya pertempuran pada bulan Oktober.
Baca juga: Pertempuran Hizbullah vs IDF Sengit di Lebanon Selatan, Permukiman Israel di Utara Kini Kosong
Ia menambahkan, sejak Oktober, “komunitas pemukim utara” telah runtuh, banyak bisnis telah ditutup, dan pemukim yang mengungsi telah tersebar ke pemukiman lain.
Seorang pemukim mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa seseorang dari kepemimpinan Israel harus mengatasi masalah para pemukim, dan menambahkan bahwa pemerintah Israel telah melupakan para pemukim di utara "dan telah terbiasa dengan kehidupan mereka di bawah perang."
Pemukim menambahkan, “rasa tidak berdaya” menyertai semua pemukim al-Jalil, yang tidak pernah membayangkan bahwa situasi ini akan berlanjut selama lebih dari lima bulan.
(oln/almydn/*)