Washington mengumumkan pada hari itu juga bahwa tiga tentara AS tewas dan sedikitnya 40 orang terluka dalam serangan pesawat tak berawak Irak yang menghantam pos terdepan AS di Menara 22 di sisi Yordania di perbatasan Yordania-Suriah.
Menyusul tekanan signifikan dari pemerintah Irak, serangan IRI terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah dihentikan setelah terbunuhnya tentara AS.
Dalam sebuah pernyataan pada akhir Januari, faksi perlawanan Irak Kataib Hizbullah – yang diyakini sebagai kekuatan utama di IRI – mengatakan pihaknya menghentikan serangannya terhadap pangkalan militer AS “untuk mencegah rasa malu pemerintah Irak.”
Mereka juga mengatakan pihaknya menghadapi reaksi keras dari Iran, yang sering menolak tekanan dan eskalasi terhadap pasukan pendudukan Amerika di Irak dan Suriah.
“Saat kami mengumumkan penangguhan operasi militer dan keamanan terhadap pasukan pendudukan – untuk mencegah rasa malu pemerintah Irak – kami akan terus membela rakyat kami di Gaza dengan cara lain,” Sekretaris Jenderal Kataib Hezbollah Abu Hussein al- kata Hamidawi dalam sebuah pernyataan.
IRI sejak itu terus menargetkan situs-situs di Israel dalam operasi yang sering dilakukan.
"BARU SAJA: Perlawanan Islam di Irak mengumumkan: Saat fajar hari ini, penargetan pangkalan udara drone tentara IOF di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dengan drone kamikaze. Perlawanan Irak menyatakan mereka akan melanjutkan dan menggandakan operasinya selama bulan suci Ramadan" tulis akun X, AryJeay.
(Sumber: The Cradle)