TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina terus menggebu merealisasikan program produksi sejuta drone untuk mengusir penjajah Rusia.
Untuk kepentingan tersebut, pemerintahan Volodymyr Zelensky pun menyiapkan dana sebesar 5 miliar hryvnia (128,8 juta dolar AS) atau Rp 2,02 triliun (kurs Rp 15.700/dolar AS) khusus untuk membeli perangkat drone.
Ukraina bertekad untuk bersaing dalam peperangannya melawan Rusia dengan menggunakan drone.
Baca juga: Media Ukraina: Zelensky Sebut Prabowo Presiden, Diundang Untuk Hadiri dalam KTT Perdamaian Global
Hal ini selain berhemat finansial juga menjaga sumber daya manusianya yang semakin terbatas.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menyatakan, dana tersebut bakal diberikan ke Pasukan Keamanan dan Pertahanan untuk keperluan UAV.
Alokasi dana tersebut telah disetujui pemerintah pada Senin (18/3/2024).
"Tambahan UAH 5 miliar hari ini telah dialokasikan untuk pasukan keamanan dan pertahanan. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli drone yang dibutuhkan oleh pembela kami di garis depan," katanya dikutip dari Ukrainska Pravda.
Yulia Svyrydenko, Menteri Ekonomi Ukraina, mencatat bahwa perjanjian senilai sekitar UAH 30 miliar hryvnia (773 juta dolar AS) atau Rp 12 triliun telah ditandatangani dengan produsen UAV, dan kontrak senilai UAH 14 miliar hryvnia (370 juta dolar AS) Rp 5,817 triliun sedang dipersiapkan.
Ukraina mengklain dalam teknologi drone kini telah menyusul Rusia. Begitu pun dalam produksi drone kamikaze, yang setara dengan drone serang Shahed buatan Iran.
Disebutkan, drone-drone tersebut dibeli dari karya anak bangsa sendiri. Dunia usaha dan pasar di Ukraina siap memproduksi lebih dari satu juta UAV.
Pemerintah telah mengalokasikan sekitar 40 miliar hryvnia (kira-kira 1,04 miliar dolar AS) atau Rp 15,7 triliun untuk menyiapkan produksi ini.
Baca juga: Jauh Dari Mana-mana, Kenapa 1.000 Lebih Warga Kanada Rela Terbang ke Ukraina Jadi Tentara Bayaran?
"Setiap hryvnia yang masuk ke anggaran negara dalam bentuk pajak akan digunakan untuk memperkuat kemampuan pertahanan kita," tegas Perdana Menteri Shmyhal.
Pada bulan Januari, Kabinet Menteri menyetujui alokasi 792 juta hryvnia dari dana cadangan anggaran negara untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina. Dana tersebut akan disalurkan ke unit-unit untuk kebutuhan mendesak. Misalnya pembelian amunisi, thermal imager, dan drone.
Sebelumnya, Perdana Menteri Denys Shmyhal melaporkan bahwa tugas utama pemerintah Ukraina pada tahun 2024 adalah meningkatkan produksi militernya sendiri. Peningkatan enam kali lipat diperkirakan terjadi.
Selain memanfaatkan masyarakat agar mampu membuat drone, Ukraina juga menggandeng perusahaan besar membangun pabrik unmanned Aerial Vehicle (UAV) tersebut.
Diberitakan sebelumnya, bahwa Ukraina menggandeng perusahaan pertahanan asal Turki, Baykar, membangun pabrik drone di sekitar Kiev.
Pabrik tersebut akan memproduksi TB2 atau TB3.
Produk Baykar yaitu Bayraktar menjadi sangat terkenal pada awal-awal invasi Rusia ke Ukraina. Bayraktar menjadi salah satu senjata andalan Ukraina saat itu yang berhasil mengusir pasukan Rusia dari ibu kota, Kiev. (Pravda/Reuters)