News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Persiapkan Konflik Berskala Besar Melawan NATO, Barat 'Kaget' Tak Sangka Secepat Itu

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan wawancara kepada pembawa acara talk show AS Tucker Carlson di Kremlin di Moskow pada 6 Februari 2024.

Faktor itu ialah ideologi, potensi pertahanan, dan kesempatan. Faktor yang terakhir adalah yang paling susah diprediksi.

“Rusia itu negara oportunis dan akan memanfaat setiap kesempatan dan kelemahan yang muncul yang bisa dioperasionalkan guna mencapai kepentingannya sendiri,” katanya menambahkan.

Seperti Kukula, Kepala Intelijen Luar Negeri Estonia bernama Kaupo Rosin berujar bahwa Rusia sedang mempersiapkan konfrontasi jangka lama.

“Rusia telah memilih jalan, yakni konfrontasi jangka panjang,” kata Rosin dikutip dari Reuters.

Selangkah dari Perang Dunia III

Beberapa saat setelah terpilih kembali sebagai Presiden Rusia, Putin memperingatkan NATO perihal potensi perang besar di antara kedua pihak.

Kata Putin, konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO berarti “selangkah dari Perang Dunia III berskala besar”.

“Saya pikir hampir tidak ada seorang pun yang menginginkan hal itu,” ujar Putin pada hari Senin pekan ini, dikutip dari Time.

Baca juga: Rusia Sebut Resolusi AS soal Gencatan Senjata di Gaza Adalah Penipuan Standar Amerika

Peringatan Putin itu keluar selepas Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku tidak mengesampingkan kemungkinan pengiriman tentara Prancis ke Ukraina jika invasi Rusia berlanjut.

Sementara itu, beberapa negara NATO sebelumnya telah memperingatkan bahwa Rusia bisa mengetes kebijakan pertahanan bersama NATO.

Klausul itu dikenal sebagai Pasal 5. Isinya ialah pernyataan bahwa serangan terhadap salah satu negara NATO dianggap sebagai serangan terhadap NATO seluruhnya.

Dilansir laman Foreign Policy, Rusia disebut bisa melakukannya dalam tiga atau empat tahun mendatang.

Menurut 29 berkas data militer antara tahun 2008 hingga 2014, Rusia akan mempertimbangkan untuk melancarkan serangan nuklir jika ada musuh yang masuk ke wilayah darat Rusia.

Hal lain yang juga bisa memicu serangan nuklir Rusia ialah jika 20 persen rudal balistik strategis kapal selamnya dihancurkan.

Putin sendiri pada bulan Februari lalu berujar bahwa kekuatan nuklir nuklir Rusia sepenuhnya berada dalam kondisi siap dan mampu menyerang target di Barat.

Kekuatan nuklir itu termasuk senjata nuklir hipersonik yang pertama kali disinggung Putin tahun 2018 lalu.

Adapun tahun lalu Putin menempatkan senjata nuklir taktis ke Belarusia.

Selain itu, Rusia pernah dilaporkan berencana mengerahkan senjat nuklir di luar angkasa yang bisa menghancurkan satelit negara-negara Barat.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini