Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Para pemagang Indonesia di Jepang mengaku trauma akibat gempa besar di semenanjung Noto Hanto Ishikawa, 1 Januari 2024 lalu.
"Saya sedang berlibur dari tempat kerja dan menghabiskan waktu di sebuah apartemen dengan lima pemagang lainnya ketika saya tiba-tiba dikejutkan oleh getaran besar yang belum pernah saya alami sebelumnya," ungkap Dian Andrian, seorang pemagang teknis Indonesia kepada Jiji diberitakan Senin (25/3/2024).
Baca juga: Perawat Indonesia Manfaatkan Tempat Mandi Sederhana yang Dipasang SDF di Lokasi Gempa Ishikawa
"Siaran Jepang setelah terdengar saya panik dan saya tidak tahu apa yang mereka katakan," kata dia.
Kemudian Dian berlari keluar dari kamarnya tanpa alas kaki dan menyelamatkan diri dengan penduduk setempat ke gunung terdekat, di mana dia menghabiskan malam di sekitar api unggun.
Dia mengaku orang tua dan istrinya di Indonesia juga ikut panik.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya akan kembali jika ada gempa susulan berbahaya," kata Dian.
"Saya datang ke Jepang karena saya ingin membantu keluarga saya, dan jika sesuatu terjadi pada saya, tidak akan ada yang bisa membantu saya," ujarnya.
Kini penangkapan ikan dilanjutkan sejak akhir Januari, tetapi Dian memutuskan untuk kembali pada akhir April nanti.
Nelayan melanjutkan penangkapan ikan jaring tetap untuk pertama kalinya sejak gempa bumi di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa, dan mendaratkan ikan ekor kuning dan ikan lainnya sejak Januari lalu.
Baca juga: Para Pemagang Indonesia Korban Gempa Ishikawa Dapat Bantuan dari NGO Jepang
Dalam gempa bumi Semenanjung Noto, pemagang teknis asing termasuk dari Indonesia yang mengunjungi Jepang juga terpengaruh.
Dampak gempa bumi pada pikiran dan tubuh mereka sangat signifikan, dan beberapa peserta pelatihan memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena trauma.
Di Pelabuhan Perikanan Takushima di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa, kenyataannya adalah bahwa awak kapal penangkap ikan mengandalkan peserta pelatihan untuk mengisi kekurangan kru.
Koperasi perikanan telah menyuarakan keprihatinan mereka bahwa pekerjaan mereka tidak akan layak bila kekurangan tenaga kerja.
Dian Andrian, pemagang teknis berusia 29 tahun yang fasih berbahasa Jepang ini merasakan dampak akibat gempa bumi yang melanda bertepatan pada Tahun Baru.
Dia telah menjadi anggota kru di kapal penangkap ikan sejak April 2022, dan ini adalah kunjungan keduanya ke Jepang.
Menurut Koperasi Perikanan Prefektur Cabang Suzu, sekitar 20 pemagang teknis Indonesia diterima di Pelabuhan Perikanan Takushima.
Tetapi ada beberapa orang lain selain Dian yang ingin kembali ke negara asal mereka.
"Dengan tidak adanya pengganti, industri perikanan tidak dapat didirikan tanpa peserta pelatihan," kata Anggota Dewan Asosiasi Perikanan Koji Yamazaki.
Untuk mengurangi kecemasan para peserta pelatihan sebanyak mungkin, mereka mempertimbangkan melakukan latihan bencana alam.
Sehingga saat terjadi bencana alam para peserta asing itu dapat melakukan tindakan sesuai pelatihan yang pernah diterimanya.
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.