AS: Resolusi DK PBB Tidak Mengikat Israel, Hamas Bersumpah Tak Akan Lepaskan Sandera
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat menilai, Resolusi PBB memerintahkan gencatan senjata segera di Gaza adalah keputusan yang tidak mengikat Israel.
Diketahui, Resolusi DK PBB yang disahkan pada Senin (25/3/2024) itu juga memerintahan pembebasan tanpa syarat semua sandera dan tahanan perang dari kedua belah pihak.
Baca juga: Ngambek Netanyahu ke AS Kelar: IDF Segera Serbu Rafah, Israel Beli 40 Ribu Tenda dari China
Terkait resolusi DK PBB ini, sejatinya semua resolusi Dewan Keamanan PBB bersifat mengikat semua negara yang menjadi anggota.
Namun Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan: “Ini adalah resolusi yang tidak mengikat, jadi tidak ada dampak sama sekali terhadap kemampuan Israel untuk terus menyerang Hamas.”
Pernyataan Kirby senada dengan sikap yang diambil Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.
Sebagai catatan, pemungutan suara pada Senin itu adalah yang pertama di mana AS tidak menggunakan hak vetonya untuk memblokir kritik terhadap Israel.
Amerika abstain dalam pemungutan suara, sehingga resolusi tersebut disahkan.
Baca juga: Hamas Sambut Resolusi DK PBB: Siap Bebaskan Sandera dan Letakkan Senjata, Israel Marah-Marah ke AS
Pada banyak kesempatan, AS menggunakan veto tersebut yang secara militer dan politik berarti mendukung aksi bombardemen brutal Israel di Gaza.
Selain itu, AS juga menyetujui pendanaan baru senilai miliaran dolar bagi pasukan pendudukan Israel untuk melakukan serangan mereka yang telah menewaskan lebih dari 32.400 warga Palestina, 72 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober. 2023.
Hamas Tak Bersumpah Tak Akan Melepaskan Sandera Israel.
Di sisi lain, Hamas juga memberikan respons terhadap situasi perkembangan negosiasi pertukaran tahanan yang dimediasi Mesir dan Qatar.
Hamas, pada Rabu (27/3/2024) bersumpah kalau mereka tidak akan melepaskan sandera Israel yang ada di tangan sayap militer mereka, Brigade Al Qassam, sampai tuntutannya dipenuhi, Anadolu Agency melaporkan.
Hamas menuntut diakhirinya serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan penarikan pasukan Israel dari Wilayah tersebut untuk kesepakatan pertukaran sandera-tahanan dengan Tel Aviv.
“Hamas tidak akan melepaskan sandera Israel sampai semua tujuannya tercapai,” kata mantan ketua kelompok tersebut, Khaled Meshaal, dalam sebuah acara di Yordania sebagaimana dikutip dalam pernyataan Hamas.