Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, TEL AVIV – Seorang mantan perwira di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkap fakta bahwa Mesir tengah bersiap untuk serangan kepada pemerintahan Israel.
Informasi tersebut diungkap oleh Letnan Kolonel Eli Dekel usai pihaknya melihat gerak-gerik Mesir yang tengah mempersiapkan pasukan serta membangun sejumlah infrastruktur keamanan negara untuk menyerang Israel.
"Pada tahun 2014, setelah masa kerusuhan regional dan penggulingan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan di Mesir pada tahun 2013, pembangunan infrastruktur militer di Sinai dipercepat, dan pada saat yang sama proses pembelian senjata canggih mulai dilakukan," tulis Dekel, dikutip dari Middle East Monitor.
Baca juga: Alasan Netanyahu Batal Kirim Delegasi Israel ke AS: Ini Pesan untuk Hamas
Lewat pembangunan infrastruktur militer yang dilakukan secara jor-joran, kini Mesir menduduki peringkat ke-12 tentara paling kuat di dunia. Mengungguli posisi Israel yang berada di peringkat ke-18 secara global.
Alasan ini yang membuat Israel was-was, mereka khawatir Mesir sewaktu-waktu dapat menyerang Israel jika pemerintahnya tak serius menanggapi berbagai ancaman yang dapat terjadi.
Terlebih belakangan ini Mesir sempat mengancam akan menangguhkan perjanjian Camp David, sebuah perjanjian perdamaian berusia puluhan tahun yang telah ditandatangani dengan Israel.
Adapun ancaman itu diutarakan Kairo untuk menggertak Netanyahu dan pasukannya agar tak nekat melanjutkan serangan darat di Gaza selatan, terutama Rafah yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Untuk mengantisipasi adanya serangan dari mesir, Pensiunan perwira Israel itu meminta Netanyahu untuk mengarahkan sumber daya militer guna melindungi negara dari ancaman ini.
Dengan begitu Israel dapat mengantisipasi serangan mendadak yang dilakukan Mesir, seperti yang dilakukan Kairo pada Perang Oktober 1973, dimana saat itu Israel kebobolan dalam mengantisipasi serangan mendadak yang dilancarkan Mesir.
Israel Genjot Pasokan Senjata
Menurut laporan tahunan yang diterbitkan pada bulan Maret oleh Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), Israel belakangan ini mulai menggenjot stok amunisi dan senjata perang dari dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS).
69 persen akuisisi senjata Israel pada tahun 2023 bersumber dari perusahaan-perusahaan SIPRI juga menyebut penjualan jet tempur oleh AS ke Israel dalam beberapa dekade terakhir telah memainkan peran besar dalam aksi militer Israel melawan Hamas dan Hizbullah.
Baca juga: Terungkap Pengakuan Palsu Israel Hamas Disebut Lakukan Pemerkosaan, Nyatanya Bohong, Ini Penyebarnya
Selama tahun 2023, setidaknya Israel telah mengakuisisi 69 persen senjata dari Amerika serikat. Tak sampai disitu, Panel Dewan Perwakilan Rakyat Amerika baru-baru ini juga turut mengusulkan rencana pembentukan undang – undang pendanaan perang Israel.
Lewat UU tersebut nantinya AS akan mengucurkan paket bantuan militer senilai 17,6 miliar dolar AS atau Rp 276 triliun ke Israel.
Belum diketahui kapan dana perang itu akan dikirimkan ke Israel, namun dana bantuan akan langsung digunakan untuk membantu mengisi kembali sistem pertahanan rudal Israel, pengadaan sistem senjata canggih tambahan, serta membantu militer Israel memproduksi artileri dan amunisi yang diperlukan selama perang di Gaza.
AS mengklaim pendanaan yang diberikan untuk Israel merupakan bentuk dukungan untuk memperkuat keamanan militer Tel Aviv dalam melawan ancaman Hamas, sehingga dapat mempercepat proses perdamaian di Gaza.
Total bantuan AS ke Israel
Selama puluhan tahun terakhir AS telah menjadi penyokong utama pendanaan militer Israel dalam setiap perang melawan musuh-musuhnya.
Tak tanggung – tanggung untuk membantu negara Israel melumpuhkan Hamas, setiap tahunnya negeri Paman Sam ini menyumbangkan bantuan militer senilai 3,8 miliar dolar AS.
Dukungan ini datang sebagai bagian dari perjanjian yang ditandatangani oleh mantan Presiden AS, Barack Obama pada tahun 2016 untuk paket keseluruhan bantuan militer senilai 38 miliar dolar selama dekade 2017-2028.