TRIBUNNEWS.COM - Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Kamis (28/3/2024) mengatakan lebih dari satu juta orang di Gaza mengalami kelaparan ekstrem.
Kelaparan tingkat ekstrem ini terjadi di Gaza lantaran Israel yang terus menggempur wilayah tersebut dan memblokir masuknya bantuan.
Melalui laman X yang sebelumnya Twitter, OCHA juga menegaskan bahwa saat ini bantuan yang sangat diperlukan yang dikirimkan melalui darat.
Menurut OCHA bantuan melalui darat ini adalah satu-satunya cara bagi warga Gaza untuk dapat bertahan hidup.
“Tidak ada alternatif lain selain pengiriman bantuan skala besar melalui darat agar bantuan yang diberikan cukup untuk menyelamatkan nyawa, terutama di wilayah utara,” kata OCHA, dikutip dari The New Arab.
Namun, pengiriman bantuan harus dilakukan segera.
Hal tersebut lantaran makin banyak warga Gaza yang meninggal karena kelaparan.
“Meski demikian, hambatan akses masih ada dan waktu hampir habis,” tambahnya.
Beberapa peringatan juga telah dikeluargan oleh Badan-badan PBB terkait kondisi ancaman kelaparan di Gaza terutama di bagian Gaza Utara.
Hingga saat ini, 27 anak di Gaza meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.
Jumlah kematian diperkirakan jauh lebih tinggi karena tingkat kelaparan masih terus terjadi di wilayah Gaza.
Menurut Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, kelaparan yang terjadi di Gaza sepenuhnya disebabkan oleh manusia.
Baca juga: ICJ Perintahkan Israel Pastikan Makanan dan Bantuan Medis Masuk ke Gaza
Sementara itu, kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.
Pengiriman Bantuan Lewat Udara
Saat ini, beberapa negara menggunakan jalur udara untuk mengirimkan bantuan.