“Kami bekerja sama dalam Great Marches of Return dan perang tahun 2021 dan kemudian perang baru-baru ini. Dedikasinya tidak seperti apa pun yang pernah saya lihat. Kami tidak akan pernah memaafkan," katanya.
Selain Ghassan Abu Sittah, dokter ahli bedah lainnya yang juga teman Maqadma yaitu Osaid memberikan penghormatan terakhir secara online.
Ia memuji usaha yang dilakukan Maqadma dalam bidang medis.
Banyak penghargaan yang telah didapatkan Maqadma sebagai dokter ahli bedah.
"Saya mengenal Ahmed al-Muqadma sejak kami magang bersama di Rumah Sakit Shifa. Dia berlatih bedah plastik dan tetap di Shifa hingga menit terakhir. Ahmed memenangkan banyak penghargaan dari berita RCS atas dedikasinya kepada pasien," kata Osaid melalui X.
Al Maqadma diketahui merupakan ayah berusia 30 tahun yang memiliki dua anak.
Atas keahlian yang dimiliki, Maqadma telah memenangkan beasiswa bergengsi Inovasi Bedah Kemanusiaan dari Royal College of Surgeons Inggris.
Ia juga mendapatkan penghargaan atas kontribusinya sebagai penyelenggara dan pemantau dalam studi kasus di Gaza terkait pemberian perawatan bedah orto-plastik di zona konflik.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan di Rumah Sakit Al-Shifa selama 2 minggu.
Kemudian militer Israel menarik diri pada hari Senin dan meninggalka rumah sakit dalam reruntuhan, dengan dinding-dindingnya pecah dan rangkanya menghitam.
Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan pada hari Senin bahwa pasukan Israel telah membunuh sekitar 400 warga Palestina di dalam Al-Shifa dan daerah sekitarnya.
Selain itu, pasien, petugas medis dan juga warga sipil yang mencari perlindungan juga ditahah di RS Al-Shifa.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel hingga saat ini menewaskan lebih dari 32.900 warga Palestina.