TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kehakiman Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden yang terjadi setelah sebuah grup hacker meretas situs milik mereka.
“Sejak pagi hari, para ahli di kementerian dan di tempat lain telah menyelidiki insiden tersebut dan implikasinya,” kata kementerian tersebut melalui platform media sosial X, dikutip dari The New Arab.
Sebelumnya, sebuah kelompok hacker telah berhasil menembus situs kementerian Israel dan mengambil ratusan dokumen soal perang di Gaza.
Pihak kementerian kehakiman Israel mengklaim pihaknya saat ini sedang melakukan peninjauan terkait dokumen-dokumen yang diretas oleh para hacker.
"Ruang lingkup materi masih dalam peninjauan dan perlu waktu untuk memeriksa isi dan ruang lingkup dokumen yang bocor serta sumbernya," tambahnya.
Insiden ini telah dikonfirmasi oleh sebuah kelompok hacker yang mengaku bernama Anonymous for Justice.
Mereka mengatakan langkah ini dilakukan sebagai protes kepada Israel terkait perang di Gaza yang tidak segera dihentikan.
Kelompok hacker ini mengaku telah meretas hampir 300 gigabyte data dari situs Kementerian Kehakiman Israel.
Anonymous for Justice mengatakan mereka akan terus melakukan penyerangan terhadap situs-situs Tel Aviv sampai perang di Gaza berhenti.
"Kami akan terus menyerang Israel sampai perang di Gaza berhenti," tegas mereka di situsnya.
Tidak hanya mengakui bertanggung jawab atas peretasan tersebut, kelompok hacker ini juga menerbitkan file-file yang menurut mereka diperoleh dari pelanggaran Israel.
Baca juga: Hari Ke-183 Perang Israel-Hamas: Sekutu Biden Desak Tranfer Senjata ke Israel Disetop
File-file tersebut terdiri dari dokumen hukum, termasuk rancangan perjanjian bilateral dan kontrak yang ditandai sebagai rahasia.
Namun hingga saat ini, dokumen tersebut belum dipastikan keasliannya.
Kemeneterian Kehakiman Israel mengaku pihaknya telah melakukan antisipasi sebelum insiden ini terjadi.