TRIBUNNEWS.COM – Israel dan Iran kini berada di ambang perang setelah negara Zionis melancarkan serangan di Suriah yang menewaskan seorang jenderal Iran bernama Mohammad Reza Zahedi.
Darah Iran mendidih setelah serangan itu. Bahkan, Iran bersumpah akan membalas serangan Israel.
Adapun Israel kini tengah bersiap menghadapi potensi serangan dari negari para mullah itu.
Meskipun saat ini perang besar-besaran antara Israel dan Iran belum terjadi, dua analis politik mengatakan Iran “sedang memenangkan perang”.
Pakar politik Reuel Marc Gerecht dan Ray Takeyh dalam artikel yang terbit di laman Foundation for Defense Democracies (FDD) menyebutkan sejumlah hal yang menguntungkan Iran di tengah berlangsungnya konflik di Gaza.
Adapun Israel kini menghadapi musuh-musuhnya yang berada di Lebanon, Suriah, Gaza, dan Tepi Barat.
Dalam artikel itu disebutkan bahwa serangan agresif Israel di Gaza menambah kekhawatiran Iran dan Lebanon perihal perang berskala besar antara Israel dan Hizbullah serta kemungkinan Israel menyerang program nuklir Iran.
Berikut empat hal yang menguntungkan Iran menurut Reuel Marc Gerecht dan Ray Takeyh.
1. Israel Terjebak di Gaza
Israel tidak memiliki aliansi regional. Strategi negara itu ialah mengumpulkan kemenangan-kemenangan taktis.
Israel masih terus berharap bahwa Amerika Serikat (AS) nantinya akan ikut campur secara militer tehadap konflik Israel-Iran.
Dengan kata lain, Israel tidak mengembangkan strategi besar untuk melawan musuh utamanya, yakni Iran.
Baca juga: Memanas, Israel & Iran di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Keduanya
Adapun Iran telah membuat strategi besar untuk mendominasi kawasan Timur Tengah. Iran memiliki sejumlah proksi dan mengembangkan rudal serta senjata nuklir.
Sekarang Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tengah memfokuskan perang di Gaza. Hal itu adalah keuntungan bagi Iran.
Perlawanan bersenjata Hamas bisa berlanjut hingga bertahun-tahun, terutama jika IDF aggal menghancurkan gudang senjata dan terowongan Hamas.