Dengan kata lain, senjata konvensional milik Iran dan proksinya mungkin sudah bisa menghalangi Israel yang memiliki senjata nuklir.
Iran juga sudah berjanji akan mengobarkan “perang abadi” jika AS nekat menyerang Iran. Hal itu berdampak pada AS sudah lelah dengan perang.
4. AS yang Kurang Agresif terhadap Iran
Baca juga: Israel Alami Panik Massal Takut Pembalasan Iran, Tentara Dilarang Cuti, Warga Alami Serangan Jantung
AS disebut ingin Iran menghentikan serangan yang dilakukan proksinya terhadap pasukan AS.
Presiden AS Joe Biden dan Menteri Pertahanan AS tidak memperlihatkan sinyal tentang keinginan yang menakutkan ketika AS menyerang proksi-proksi Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pernah meminta Iran untuk memerintahkan kelompok Houthi agar menghentikan serangan kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah.
Selain itu, AS ingin menghentikan kemajuan program nuklir Iran.
Menurut Badan Energi Atom Nasional, Iran sudah memiliki uranium yang diperkaya hingga tingkat kemurniannya 60 persen untuk tiga senjata nuklir.
Uranium itu bisa diperkaya hingga 90 persen sehingga ideal untuk bom.
Adapun menurut Institut Sains dan Keamanan Internasional, Iran bisa memproduksi uranium bomb-grade untuk satu senjata selama 7 hari.
Biden disebut tidak akan berani melawan Iran seperti yang dilakukan George W. Bush terhadap Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.
Baru-baru ini Biden mengeluarkan $10 miliar dari dana cadangan untuk pembayaran listrik Irak kepada Iran.
Selain itu, ada pembicaraan tidak langsung antara AS dan pejabat Iran di Oman.
Dua hal tersebut menandakan bahwa AS berusaha menenangkan Iran.
(Tribunnews/Febri)