Israel Dilanda Panic Buying Saat Iran Bersumpah Membalas, Toko dan Bank Diserbu Pemukim Yahudi
TRIBUNNEWS.COM - Ancaman serangan pembalasan Iran ke Israel rupanya menimbulkan kepanikan luar biasa di negara pendudukan tersebut.
Kepanikan itu dilaporkan ditunjukkan oleh adanya fenomena panic buying oleh para pemukim Yahudi di Israel karena kecemasan serangan balasan Iran.
Baca juga: Israel Menanti Balasan Iran: Libur Tentara Dibatalkan, Aktifkan Sistem Jamming GPS di Seluruh Area
Media-media Israel melaporkan, panic buying para pemukim Yahudi ini menyasar toko-toko penjual kebutuhan dasar serta perbankan.
Menurut lansiran media Israel, Sabtu (6/4/2024) para pemukim Yahudi Israel, menyerbu toko-toko untuk membeli kebutuhan pokok.
Selain itu, Bank Sentral Israel dilaporkan juga sudah mengirim pesan rahasia ke bank-bank Israel soal cadangan likuiditas mereka atas fenomena penarikan uang secara besar-besaran dalam tempo singkat oleh para nasabah (rush money).
Baca juga: Bank Sentral Israel: Perekonomian Negara Terancam Ambruk Gegara Pengeluaran Gila-gilaan IDF
Ulasan PT, Sabtu menyebut, ada sejumlah hal yang memicu panic buying di kalangan warga Israel.
Selain ancaman serangan balasan Iran, eskalasi serangan kelompok Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon, menjadi dua faktor utama kepanikan di kalangan warga Yahudi Israel,
"(Eskalasi serangan Hizbullah) dan ketakutan atas kemungkinan serangan balasan Iran, membuat para pemukim Zionis, kebingungan, sehingga mendorong mereka melakukan panic buying dengan menyerbu toko-toko, serta menarik uang tunai dari ATM," tulis laporan PT.
Situs Israel, Walla, melaporkan, pasar-pasar di Israel kini dipadati orang-orang yang berbelanja kebutuhan pokok dan dasar.
" Menurut Walla, para pemukim Zionis, menyerbu pasar-pasar untuk membeli cadangan makanan mulai dari air hingga makanan kaleng serta barang lain seperti generator listrik, dan semua barang yang diperkirakan harganya akan melambung tinggi," tulis laporan tersebut.
Media Israel mengatakan rak-rak di semua toko di sebagian besar distrik Zionis, sudah kosong dari barang-barang kebutuhan pokok, dan dalam beberapa minggu terakhir air minum serta bahan makanan setengah jadi sudah sangat langka.
Walla juga mengabarkan dalam beberapa hari terakhir, bank-bank Israel, diserbu oleh para pemukim Yahudi Israel, yang berusaha menarik uang tunai mereka atau rush money.
Penarikan uang tunai secara serentak dari ATM bank-bank Israel, diperkirakan dapat menyebabkan guncangan pada stabilitas perbankan, dan sistem ekonomi rezim ini, sehingga membuat perekonomian Israel kolaps.
Baca juga: Bank Sentral Israel: Perekonomian Negara Terancam Ambruk Gegara Pengeluaran Gila-gilaan IDF
Cuti Tentara Dibatalkan, Netanyahu Juga Panik Duluan Lalu Tebar Ancaman
Kepanikan warga pemukim Yahudi Israel itu juga terjadi kalangan elite politik dan pemerintahan Israel.
Pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan ini terkait serangan balasan Iran, dinilai menggambarkan kepanikan tinggi sehingga memicu dia untuk melontarkan ancaman duluan setelah serangan Israel ke konsulat Israel di Damaskus, Suriah, Senin (1/4/2024).
Netanyahu mengatakan negaranya akan menyerang “siapapun yang merugikan kami atau berencana untuk merugikan kami.”
Komentar Netanyahu muncul setelah angkatan bersenjata Israel (IDF) – yang dilanda perang selama hampir enam bulan di Jalur Gaza dan di front Lebanon – juga menyiratkan kepanikan.