Permintaan Konseling Gangguan Kejiwaan Warga Israel Naik 950 Persen Sejak Perang Gaza Pecah
TRIBUNNEWS.COM - Asosiasi Kesehatan Mental Israel, Jumat (5/4/2024) melaporkan, terjadi peningkatan sebesar 950 persen dalam hal jumlah warga Israel yang mencari meminta konsultasi dan konseling psikologis terhitung sejak perang di Jalur Gaza pecah Oktober 2023 silam.
Dilansir Lembaga Penyiaran Publik Israel, Jumat sore, dengan mengutip Asosiasi Kesehatan Mental Israel, laporan menyebut ada peningkatan tajam dalam hal "jumlah permintaan dukungan psikologis sejak dimulainya perang pada 7 Oktober".
Baca juga: Perang Tak Juga Dimenangkan, Israel Umumkan Perintah Penambahan Masa Tugas Ribuan Tentara
Organisasi Israel tersebut mengungkapkan hasil penelitiannya sekitar enam bulan setelah perang Israel di Gaza, menjelaskan kalau sejak pecahnya perang, jumlah permintaan yang diterima oleh call center meningkat menjadi sekitar 172.000, sekitar 33.000 permintaan per bulan, termasuk 44.000 request selama bulan pertama perang saja.
Situs web Walla Israel mengkonfirmasi, dengan mengutip pernyataan organisasi tersebut, kalau tingkat inquiries (permintaan konsuling) harian sejak pecahnya perang telah mencapai 920 per hari.
Laporan menambahkan, organisasi tersebut terpaksa merekrut lebih dari 150 sukarelawan untuk menanggapi permintaan layanan dukungan psikologis.
Konsuling psikologis ini mencakup layanan gangguan kesehatan jiwa dan mental, termasuk gejala depresi dan tertekan dampak pecahnya perang.
62 Persen Rumah di Gaza Hancur
Dalam konteks yang sama (Perang Gaza), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mencatat bahwa sekitar 62 persen rumah di Jalur Gaza telah hancur akibat perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
UNRWA memposting pernyataan ini di X:
“Perang yang sedang berlangsung telah merusak atau menghancurkan sekitar 62 persen dari seluruh rumah di #Gaza. Infrastruktur penting – termasuk gedung PBB yang menampung keluarga pengungsi – telah diserang. Lebih dari 75% populasi telah mengungsi – mayoritasnya berkali-kali lipat.”
Ribuan Tentara IDF Kena Gangguan Jiwa
Kehancuran dari Perang Gaza tidak hanya diterima warga Palestina dari sisi material dan korban jiwa.
Di pihak Israel, kehancuran juga menerpa ribuan tentara Israel (IDF) dampak dari berlarutnya perang yang kini sudah memasuki bulan keenam.
Baca juga: Ditutupi IDF, Media Israel Ungkap Jumlah Tentara Israel yang Ambruk di Gaza Capai Puluhan Ribu
Secara fisik, ratusan tentara Israel tewas dan ribuan lainnya terluka dalam perang ini. Namun dampak kehancuran dari perang paling nyata terlihat dari aspek psikologis pasukan IDF.
"Dampak psikologis perang terhadap tentara Israel menimbulkan masalah lain yang tidak kecil bagi rezim Zionis," tulis ulasan PT, dikutip Kamis (8/2/2024) silam.
Dikutip dari lansiran surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, banyak tentara cadangan Israel membutuhkan perawatan psikologis setelah kembali dari perang Gaza.
Sumber-sumber Israel sebelumnya mengumumkan kalau 9.000 tentara Zionis telah menerima layanan psikiater sejak awal perang Gaza, dan seperempat dari mereka tidak bisa diterjunkan di medan perang.
Baca juga: Perwira Brigade Givati Israel: Tiap Hari Kami Masuk Perangkap Hamas, Banyak Kaki Tentara Diamputasi
Ratusan Tentara Israel Jadi Gila
Surat kabar Israel Ha'aretz sebelumnya juga melaporkan kondisi menyedihkan yang diterima pasukan IDF dampak dari Perang Gaza melawan Hamas dan kelompok lain pembebasan Palestina di Gaza.
Laporan itu menyebut setidaknya 500 tentara Israel menjadi gila.
"Sejak awal perang Gaza, para prajurit Israel ini menghadapi masalah psikologis, gangguan mental, stres, trauma, dan lain-lain," tulis laporan tersebut.
Gangguan psikologis tentara Israel akibat perang di Gaza disebutkan cenderung disebabkan oleh kurangnya hasil nyata dari hasil yang diperoleh IDF dalam pertempuran di Gaza, terlepas dari klaim kemenangan juru bicara militer di sana-sini di seluruh Jalur Gaza.
Baca juga: Menhan Israel Deklarasikan Kemenangan di Khan Yunis: 10 Ribu Pejuang Hamas Tewas, IDF Bidik Rafah
Gangguan mental dan psikologis juga menghinggapi tentara Israel karena ketakutan luar biasa secara terus menerus akan penyergapan pasukan Hamas di Gaza.
Media Israel, KAN mengkonfirmasi peningkatan gangguan mental di kalangan tentara Zionis, dengan melaporkan banyaknya tentara Israel yang merujuk kondisi kesehatan mental mereka ke departemen psikologis militer.
Atas hal itu, Militer Israel harus membuka dua pusat perawatan psikologis di wilayah selatan dan mendirikan pusat konseling telepon.
"Pendirian pusat psikoterapi juga berarti pengakuan terhadap peningkatan masalah (mental) di kalangan tentara Israel," tulis ulasan PT.
Banyak Tentara IDF yang Bunuh Diri
Gangguan mental juga tampak dalam berbagai bentuk di kalangan tentara Israel.
Bunuh diri, dilaporkan merupakan satu di antara akibat dari gangguan jiwa di kalangan tentara IDF.
"Bunuh diri tentara Israel yang menderita gangguan jiwa telah menjadi fenomena umum dan media Zionis telah berulang kali memberitakan aksi bakar diri, gantung diri dan penembakan yang dilakukan oleh tentara mereka," kata laporan PT.
Media Israel, Yedioth Ahronoth mengutip pejabat di departemen rehabilitasi pusat psikiatri Israel melaporkan kalau mereka akan membentuk kelompok perawat dan psikiater untuk merawat tentara dengan sindrome kejiwaan yang memiliki kecenderungan tinggi melakukan bunuh diri.
Gangguan jiwa yang dialami para prajurit Israel tersebut bahkan menimbulkan permasalahan bagi warga Israel dan orang-orang di sekitarnya.
Televisi Saluran 12 baru-baru ini mengumumkan bahwa seorang tentara Zionis yang baru saja kembali dari perang di Gaza menembak dan membunuh salah satu temannya, karena tekanan psikologis akibat perang tersebut.
Baca juga: Baru Kembali dari Perang di Gaza, Tentara Israel Tembak Teman Sendiri di Tel Aviv
Meningkatnya masalah gangguan mental di kalangan tentara Zionis menyebabkan banyak pejabat Israel yang memperingatkan Netanyahu dan kabinet perang tentang kelanjutan perang.
Meskipun militer Zionis telah mengalami banyak perang sebelumnya, tidak ada perang yang begitu panjang dan rumit sebagaimana perang di Gaza saat ini.
Durasi perang yang berlangsung lama dan dampak destruktifnya juga membuat keluarga tentara Zionis sangat khawatir dan gelisah karena adanya dampak psikologis perang terhadap anak-anak mereka.
(oln/pt/YA/hrtz/*)