IDF Ganti Mode Serang di Utara, PLN Israel Ingatkan Skenario Ribuan Roket Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Lembaga administrasi ketenagalistrikan di negara pendudukan Israel, Noga, menyarankan pemukim Israel untuk memasang sistem energi surya di atap rumah untuk penggunaan rutin.
Hal ini juga disarankan demi para pemukim Israel tetap memiliki pasokan listrik dalam situasi darurat perang di front utara.
Hal itu dikatakan pimpinan perusahaan tersebut, dalam sebuah wawancara dengan Channel 14 Israel saat membahas sebuah skenario yang mensimulasikan eskalasi dengan milisi Lebanon, Hizbullah.
Baca juga: Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Juru Bicara IDF: Kami Tidak Targetkan UNIFIL
Skenario itu termasuk pemadaman listrik selama berjam-jam di sebagian besar pemukiman Israel, yang menunjukkan kalau serangan yang dilancarkan Hizbullah menargetkan fasilitas vital yang dapat menyebabkan krisis pasokan listrik secara total.
Laporan media tersebut mencatat, Noga diduga merupakan “salah satu fasilitas paling terlindungi di Israel dan seharusnya beroperasi dalam keadaan sulit dan memungkinkan pasokan listrik terus menerus sepanjang masa perang, bahkan dalam skenario terburuk sekalipun.
Selain itu, saluran tersebut menambahkan, skenario jatuhnya puluhan ribu roket, termasuk roket presisi, akan membawa kehancuran di sebagian wilayah Israel.
Perlu dicatat, ini adalah worse case skenario yang merupakan skenario paling luas yang dianalisis bisa terjadi oleh lembaga keamanan Israel terkait perang dengan Hizbullah.
Di sisi lain, General Manager Noga mengakui kalau Israel tidak dapat menahan melakukan pemadaman listrik selama berjam-jam jika skenario terburuk menjadi kenyataan.
Dia menambahkan kalau warga Israel harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
"Kita tidak tahu apa yang direncanakan Hizbullah," katanya dalam wawancara tersebut yang dilansir Al-Mayadeen.
Adapun Deputy General Manager Operasi Noga membahas rencana darurat jika terjadi gangguan pasokan listrik dengan melibatkan generator bertenaga diesel untuk menjaga operasional.
Di tengah geombang serangan lintas-teritorial Hizbullah yang sedang berlangsung di Lebanon yang menargetkan wilayah Palestina yang diduduki Israel di bagian utara.
media Israel melaporkan pemadaman listrik di berbagai wilayah pemukiman Nahariya pada tanggal 5 Maret, yang disebabkan oleh sebuah rudal yang menghantam trafo listrik, menyusul serangan roket yang signifikan dari Lebanon menuju pemukiman di utara.
Baca juga: Ancaman Yoav Gallant Jadi Olok-olok, Justru Hizbullah yang Bikin Israel Kembali ke Zaman Batu
Media Israel: Israel yang Kembali ke Zaman Batu Gegara Hizbullah
Dalam konteks ini, media Israel mengejek pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh pejabat Israel terhadap Hizbullah.
Pernyataan pejabat Israel itu mengancam Hizbullah akan membom Lebanon hingga kembali ke zaman batu.
Olok-olok ini dilayangkan surat kabar Israel Hadashot Bazaman yang mem-posting ulang sebuah video pada tanggal 16 Maret yang diterbitkan oleh media militer Hizbullah, menambahkan sulih suara dari beberapa pejabat Israel, terutama Menteri Keamanan Yoav Gallant, yang mengancam Hizbullah untuk mengembalikan Lebanon ke Zaman Batu.
Video tersebut menampilkan judul berani yang menanyakan "Siapa yang membawa siapa ke Zaman Batu?"
Gallant, yang pernah mengancam akan mengembalikan Lebanon ke Zaman Batu, mendapati dirinya berada dalam situasi sebaliknya, kata ketua dewan pemukiman Margaliot pada Januari lalu.
Pejabat Israel, yang memimpin dewan yang bertanggung jawab atas pemukiman yang terletak di sebelah barat pemukiman "Kiryat Shmona", menjelaskan pemadaman listrik yang dialami di pos terdepan kolonial, menyusul serangan roket yang diluncurkan oleh Hizbullah di al-Jalil Panhandle.
“Permukiman kami akhirnya dibiarkan tanpa listrik, dan kami akhirnya kembali ke Zaman Batu,” keluh pejabat Israel.
IDF Ganti Mode Serang
Pembahasan terkait skenario peperangan di front utara melawan Hizbullah ini makin mencuat seiring pernyataan tentara IDF yang mengindikasikan siap melancarkan perang terbuka di Utara.
“Selama hari-hari terakhir, tahap lain dari persiapan perang Komando Utara telah selesai,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pernyataannya, Minggu (7/4/2024) malam.
IDF menjelaskan langkah-langkah logistik memungkinkan perekrutan segera pasukan cadangan jika terjadi keadaan darurat di front utara, merujuk pada konfrontasi melawan Hizbullah.
Israel siap mengerahkan pasukannya ke garis depan dalam waktu singkat dengan semua peralatan yang diperlukan untuk pertempuran tersebut.
“Komandan unit reguler dan cadangan siap memanggil dan menyediakan semua peralatan yang dibutuhkan pejuang hanya dalam beberapa jam, kemudian memindahkan mereka ke garis depan untuk melakukan tugas defensif dan ofensif,” kata IDF dalam pernyataannya.
Sementara itu, hampir setiap hari terjadi baku tembak di perbatasan Lebanon-Israel antara Hizbullah dan tentara Israel.
Baku tembak ini sehubungan dengan solidaritas Hizbullah untuk rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Pada Minggu pagi, Israel melancarkan serangan udara terhadap Kegubernuran Bekaa di Lebanon timur, menurut sumber yang dekat dengan Hizbullah.
Sementara tentara Israel mengonfirmasi pemboman terhadap posisi Hizbullah beberapa jam setelah sebuah pesawat tak berawak Israel ditembak jatuh di Lebanon selatan, seperti diberitakan Al Jazeera.
Juru bicara militer Israel mengumumkan penggerebekan di tempat yang ia sebut sebagai kompleks militer yang mencakup 7 bangunan Pasukan Radwan, yang berafiliasi dengan Hizbullah, di daerah Khiam di Lebanon selatan.
Pada hari yang sama, Hizbullah mengumumkan terbunuhnya salah satu anggotanya dalam pertempuran di perbatasan selatan.
Baca juga: Gempuran Non-Stop Sepanjang Pekan, Hari Ini 40 Rudal Hizbullah Hujani Markas Israel di Galilea-Golan
Hizbullah melaporkan anggota yang tewas tersebut bernama Abdel Amir Hassan Halawi - Ali Al-Rida (48) dari kota Kafr Kila di Lebanon selatan, tanpa rincian lebih lanjut tentang keadaan dan tempat kematiannya.
Sejak awal terjadinya saling pengeboman, setidaknya 359 orang telah tewas di Lebanon, termasuk 236 anggota Hizbullah dan 70 warga sipil, menurut penghitungan Agence France-Presse.
Sementara itu, 10 tentara dan 8 warga sipil tewas di pihak Israel akibat tembakan yang berasal dari Hizbullah di Lebanon selatan, menurut tentara Israel.
(oln/almydn/*)