TRIBUNNEWS.COM - Fakta lain serangan rudal Iran ke Israel mencuat.
Serangan langsung yang dilakukan tersebut merupakan pertama kalinya dalam catatan konflik militer TImur Tengah melibatkan Iran dan Israel.
Kendati demikian, tak sedikit rudal Iran yang diklaim berhasil dicegat alias ditumpas militer Amerika Serikat (AS) maupun militer Yordania.
Terbaru, militer Yordania beralasan, rudal-rudal Iran mengancam keamanan lantaran melewati wilayah otonomi negara.
Selain menembus jarak beribu-ribu mil, rudal Iran yang menghujani Israel bahkan melewati dua negara.
Jarak serangan titik awal Iran ke Israel setara dengan jarak Inggris ke Ukraina.
Yakni sekitar 1.100 mil atau sejauh 1.770 kilometer.
CNN International menuliskan, sebagian besar dari lebih dari 300 amunisi Iran, yang sebagian besar diyakini telah diluncurkan dari dalam wilayah Iran selama serangan lima jam.
"Dicegat sebelum mencapai Israel, lebih dari 1.100 mil (1.770 kilometer) dari peluncurannya," tulis media tersebut.
Sebelumnya, rudal Iran ke Israel yang dicegat Yordania tersebut sempat membuat geger internasional.
Yordania dianggap sejumlah analis geopolitik memberikan bantuan ke Israel dengan ikut menembaki jatuh drone-drone yang diluncurkan Iran dalam serangan tiga gelombang, Minggu (14/4/2024).
Baca juga: Ucapan Selamat Hizbullah untuk Iran, Revolusi Baku Tembak Jadi Hujan Rudal ke Tanah Israel
Tuduhan ikut membantu Israel itu dibantah Yordania dengan menekankan mereka hanya menembak benda asing apapun yang berada di wilayah udara mereka.
Penjelasan Yordania
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, Ayman Al-Safadi, pada Minggu menegaskan, kebijakan penembakan benda asing di langit Yordania -berasal dari manapun- adalah protokol tetap aturan keamanan negaranya.
"Setiap drone atau rudal yang menembus wilayah udara Yordania akan dihadang untuk mencegahnya menimbulkan kerugian di Yordania atau ancaman bagi warga Yordania," katanya dilansir Khaberni, dikutip pada Senin (15/4/2024).