News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sikap Rusia dan Turki Atas Serangan Iran ke Israel: Tak Ada Pernyataan Mengutuk, Zakharova: Rasain!

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan meminta negara-negara di dunia, termasuk PBB untuk ramai-ramai mengutuk serangan Iran terhadap negaranya, Minggu (14/4/2024).

Iran melakukan serangan langsung ke Israel sebagai pembalasan atas pemboman konsulat mereka di Damaskus, Suriah, awal bulan ini.

Baca juga: Iran Serang Israel, Netanyahu Ngumpet di Mana? Vila Mewah Punya Fasilitas Anti-Rudal

Soal itu, Kementerian Luar Negeri Turki menanggapi dengan menekankan kalau Ankara akan terus menghindari insiden yang dapat merusak stabilitas kawasan secara permanen dan menyebabkan konflik global lebih lanjut.

Turki tidak atau belum mengeluarkan pernyataan yang mengutuk aksi balasan Iran.

Pernyataan itu muncul setelah Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke arah Israel sebagai pembalasan atas serangan negara pendudukan terhadap konsulat Teheran di Suriah yang mengakibatkan terbunuhnya tujuh anggota Garda Revolusi.

“Pembalasan Iran terhadap serangan ini dan perkembangan selanjutnya sekali lagi menunjukkan bahwa peristiwa ini dapat dengan cepat meningkat menjadi perang regional,” tegas kementerian tersebut.

Sejak serangan tersebut, yang menyebabkan kerusakan minimal pada situs-situs Israel, Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat William Burns telah menghubungi Ibrahim Kalin, kepala Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki, untuk mencari mediasi.

Washington sebelumnya telah menyampaikan kepada Teheran melalui Ankara bahwa tindakan apa pun yang diambil harus “dalam batas-batas tertentu”.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Dikabarkan Dukung Iran Jika AS Serang Teheran Demi Bantu Israel

uru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. (via Tribun Jogja)

Zakharova: Memang Israel Mengutuk Ukraina?

Tanggapan lebih keras justru dikeluarkan pihak Rusia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, malah mengecam seruan duta besar Israel yang mendesak Moskow untuk mengutuk serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel tersebut.

“Simona (Halperin), ingatkan saya ketika Israel mengutuk setidaknya satu serangan rezim Kyiv di wilayah Rusia? Tidak ingat? Saya juga,” kata Maria Zakharova dalam pernyataannya di Telegram, Minggu.

Zakharova melanjutkan dengan mengungkapkan, dia justru mengingat pernyataan rutin pejabat Israel untuk mendukung “tindakan” Kiev di tengah perang Rusia-Ukraina, yang memasuki tahun ketiga dua bulan lalu.

Sebelumnya pada hari yang sama, Halperin mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA, kalau Israel memperkirakan Moskow akan mengutuk serangan Iran terhadap Israel.

Dia juga meminta Moskow akan menentang upaya Teheran untuk “mengganggu stabilitas kawasan.”

Mengomentari serangan tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow “sangat prihatin” dengan “eskalasi berbahaya” lainnya di Timur Tengah, dan menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan menyuarakan harapannya bahwa negara-negara akan menyelesaikan masalah regional melalui jalur politik dan cara diplomatik.

Rudal-rudal balistik Iran diluncurkan dalam Operasi Janji Setia. Sejumlah rudal disebut mampu menembus pertahanan Israel yang dikombinasikan dengan arhanud Amerika Serikat. (Ist)

Baca juga: Ratusan Drone Iran Cuma Decoy, Rudal Balistik Datang Menyusul, Sistem Pertahanan Israel Jadi Bingung

Korps Pengawal Revolusi (IRGC) Iran diketahui meluncurkan rentetan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu malam sebagai tanggapan atas serangan 1 April terhadap Konsulat Iran di Damaskus.

Serangan tersebut, yang menewaskan tujuh pejabat militer Iran, termasuk seorang komandan senior IRGC, menuai reaksi tajam dari para pejabat pemerintah Iran, yang berjanji akan memberikan "tanggapan yang tegas."

Menurut beberapa laporan yang belum dikonfirmasi, IRGC menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal dalam serangan yang berlangsung beberapa jam, banyak di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.

Namun, komandan IRGC Jenderal Hossein Salami mengatakan kepada wartawan di Teheran pada Minggu pagi bahwa operasi tersebut berhasil lebih dari yang mereka perkirakan.

Sementara itu, tersebar luas spekulasi bahwa Israel mungkin memutuskan untuk membalas, yang menurut para ahli dapat memicu perang regional secara besar-besaran.

Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus. (Twitter-X / HO) (Twitter-X/Twitter-X)

Israel Mau Galang Kekuatan Regional

Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz mengatakan bahwa Israel akan membentuk aliansi internasional untuk merespons serangan Iran yang dilakukan pada Sabtu (14/4/2024) kemarin.

Dikutip dari Anadolu Agency, pernyataan Benny tersebut disampaikan lewat sebuah rekaman video yang diunggah di akun Facebook miliknya.

"Iran melakukan serangan ke Israel kemarin tetapi dapat kami tumpas lewat sistem pertahanan Israel," kata Gantz.

Dia menganggap Iran adalah "tantangan regional dan masalah global".

Gantz juga menambahkan bahwa Iran "adalah ancaman bagi Israel".

"Konfrontasi antara Israel dan Iran belum sepenuhnya berakhir, dan strategi berupa sistem aliansi dan kerjasama regional yang telah kita buat harus diperkuat sekarang juga," katanya.

"Untuk menghadapi ancaman Iran, kita akan membangun aliansi regional, dan kita akan membuat Iran membayar atas apa yang diperbuat kepada kita," sambung Gantz.

Kendati begitu, Gantz tidak membeberkan secara detail terkait bagaimana aliansi itu dibentuk dan konsep kerjasama tersebut.

Dia hanya mengatakan bahwa "sampai hari ini, kita harus ingat bahwa misi kita belum selesai, termasuk memulangkan sandera (di Gaza) dan menghilangkan ancaman di pemukiman daerah utara (perbatasan Lebanon) dan selatan (perbatasan di Gaza).

"Kita harus melanjutkan kampanye militer ini dengan penuh determinasi dan tanggung jawab," kata Gantz.

Kabinet Perang Israel Rapat 3 Jam, Debat Soal Rencana Balas Serangan Iran

Sebelumnya, kabinet Perang Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih memperdebatkan terkait apakah akan membalas serangan Iran yang dilakukan pada Sabtu kemarin.

Dikutip dari Times of Israel, perdebatan ini terjadi terutama setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak agar Netanyahu untuk berpikir ulang jika ingin menyerang balik Iran.

Surat kabar Israel, Hayom, melaporkan bahwa ada seorang pejabat Israel hanya mengungkapkan akan ada tanggapan terkait serangan Iran.

Di sisi lain, kantor PM Netanyahu mengatakan meski belum ada keputusan yang diambil, militer Israel IDF akan memberikan beberapa opsi.

Kendati demikian, menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz dan rekannya dari partai Persatuan Nasional, Gadi Eisenkot, mengusulkan agar ada serangan balik jika serangan Iran masih berlangsung.

Namun, usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Kepala IDF Herzi Halevi, dan menteri lainnya mengingat Angkatan Udara Israel masih fokus menghalau rudal dan drone Iran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini