News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Tokoh Militer Iran Peringatkan akan Ada Serangan Lebih Besar jika Israel Balas Serangan

Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel, Minggu (14/4/2024). Iran akan melakukan serangan yang lebih besar jika Israel membalas serangan.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang juru bicara senior militer Iran, Brigjen Abolfazl Shekarchi mengatakan akan ada tanggapan yang lebih kuat dari Iran jika Israel membalas serangan pada akhir pekan.

Iran diketahui meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel pada Sabtu (13/4/2024).

Sebagian besar peluncuran gagal mencapai target atau dijatuhkan oleh pertahanan udara Israel, dibantu oleh koalisi mitra termasuk Inggris dan Prancis.

Serangan itu menyusul dugaan serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah pada 1 April 2024.

Sementara itu, Brigjen Abolfazl Shekarchi juga memperingatkan Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Jerman untuk berhenti mendukung Israel.

Ia menambahkan, Iran akan melakukan serangan yang lebih besar jika Israel membalas serangan.

"Kami mengingatkan para kepala negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk berhenti mendukung rezim teroris Israel yang semakin menurun dalam hal pembunuhan anak-anak," kata Brigjen Abolfazl Shekarchi, Selasa (16/4/2024), dilansir The Guardian.

"Republik Islam Iran telah membuktikan bahwa mereka bukanlah penghasut perang dan tidak berupaya menyebarkan perang."

"Responsnya akan lebih kuat jika rezim tersebut melakukan tindakan agresif yang lebih parah," jelasnya.

Israel Rencanakan Serangan ke Iran

Sejumlah media melaporkan Israel tengah mempertimbangkan serangan balasan ke Iran, yang melancarkan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel.

Baca juga: Operasi Balasan Israel ke Iran Diprediksi Terjadi dalam Hitungan Hari

Ketegangan di Jalur Gaza juga meningkat karena Israel dilaporkan mungkin akan melancarkan serangan darat ke Kota Rafah di Gaza selatan.

Pada Minggu (14/4/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet perang untuk membahas respons terhadap serangan udara Iran.

Isi pembahasan itu belum diungkapkan.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa kabinet perang lebih memilih opsi serangan balasan terhadap Iran, tetapi terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu dan skalanya.

Dikutip dari NHK, Israel mengatakan pihaknya menembak jatuh sebagian besar drone dan rudal dalam serangan pada Sabtu (13/4/2024) hingga Minggu itu dengan bantuan Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan pada Minggu bahwa kelompok Islam Hamas menolak proposal terbaru yang diajukan para mediator untuk mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera.

Militer Israel mengatakan pada hari yang sama bahwa pihaknya memanggil tentara cadangan untuk operasi di front Gaza.

Langkah ini diambil setelah Israel pada awal bulan ini menarik pasukannya dari Kota Khan Younis di Gaza selatan.

Baca juga: ANALISA: Serangan Udara Iran ke Israel Gagal? 5 Fakta Ini Justru Bisa Menunjukkan yang Sebaliknya

Diberitakan BBC, militer Israel dikatakan telah mengajukan sejumlah opsi untuk potensi serangan terhadap Iran – dan kabinet perang kini mempertimbangkannya dalam pertemuan yang dijadwalkan akan dimulai sekarang.

Sebuah sumber di Israel telah memberi pengarahan kepada media bahwa Israel tidak bisa membiarkan serangan sebesar itu – yang melibatkan lebih dari 300 drone dan rudal, yang diluncurkan langsung dari Iran untuk pertama kalinya – terjadi tanpa adanya tanggapan.

Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel, Minggu (14/4/2024). (Twitter-X)

Beberapa politisi Israel berpendapat bahwa pesan yang kuat perlu disampaikan agar Iran tidak mengulangi tindakannya.

Namun, tokoh-tokoh penting dalam kabinet perang juga menekankan peluang untuk memperkuat “aliansi strategis” melawan ancaman dari Iran – dengan memanfaatkan dukungan yang ditunjukkan oleh AS, Inggris, Yordania, dan sekutu lainnya dalam menggagalkan serangan tersebut.

Selama serangan tersebut, Israel mengatakan Iran mencoba menyerang infrastruktur penting yang strategis termasuk pangkalan angkatan udara Nevatim – tempat Iran menyimpan jet tempur silumannya – namun gagal memberikan dampak.

Sebelumnya, tentara Israel mengatakan, 99 persen proyektil dicegat oleh jet tempur Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat dan Yordania.

Baca juga: 1.000 Rudal Balistik Iran Siap Gempur Israel jika Netanyahu Nekat Balas Serangan

Lalu, yang lainnya dihentikan oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel, yang diperoleh dan dioperasikan dengan bantuan AS.

Selama bertahun-tahun, Iran terus memberikan tekanan terhadap Israel melalui proksinya, tidak terkecuali Hizbullah di Lebanon, yang terus melakukan baku tembak dengan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Secara diplomatis, tanggapan Israel terhadap serangan Iran mencerminkan reaksi mereka terhadap serangan sebelumnya, dimana duta besar Israel untuk PBB menyerukan diadakannya pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai masalah ini, sekali lagi mencoba untuk menyusun opini internasional yang mendukung Israel, meskipun ada serangan terbaru.

Sementara itu, Iran tidak akan menanggung dampak apa pun atas serangannya terhadap Israel.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini