TRIBUNNEWS.COM -- Para perwira di garis depan menyatakan bahwa situasi di di zona operasi militer khusus sudah sangat sulit, kemungkinan pertahanan mereka akan runtuh.
Media Barat, Politico menyebutkan sejumlah perwira tinggi yang diwawancarainya sudah menyatakan keputusasaan mereka karena keterbatasan jumlah para serdadu yang sudah sangat kelelahan dan bertempur dengan senjata seadanya.
Garis depan Ukraina mungkin runtuh pada musim panas ini karena dugaan serangan Rusia, karena jumlah pasukan Rusia jauh lebih banyak daripada pasukan Ukraina.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Kota Chernigiv Menewaskan 17 Orang, Zelensky Minta Barat Bantu Pertahanan Udara
Sumber surat kabar tersebut mengatakan situasi ini diperumit dengan kurangnya senjata Barat, yang melemahkan moral tentara Ukraina.
Politico mengabarkan bahwa para perwira Ukraina “secara pribadi menerima bahwa lebih banyak kerugian [teritorial] tidak dapat dihindari pada musim panas ini,” pertanyaannya adalah seberapa signifikan kerugian tersebut.
Menurut penilaian surat kabar tersebut, Rusia "belum pernah mencapai tujuannya" dalam zona operasi militer khusus, meskipun mungkin "negara Ukraina seperti saat ini yang sudah tenggelam ke masa lalu," kecuali jika ada titik balik di medan perang.
Sebelumnya, Panglima Tertinggi Ukraina Alexander Syrsky menulis di saluran Telegramnya bahwa situasi di garis depan telah meningkat secara berbahaya.
Pada 16 April, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani rancangan undang-undang tentang penguatan mobilisasi, yang memungkinkan wajib militer bagi ratusan ribu warga Ukraina lainnya.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, Rusia makin gencar menghancurkan pembangkit listrik di seluruh kota hingga negaranya kini sangat kekurangan pasokan energi listrik.
Baca juga: Tak Hiraukan Peringatan AS, Ukraina Akan Sikat Fasilitas Energi Rusia
Rusia membombardir Pembangkit Listrik Tenaga Panas (TPP) Trypillia di dekat Kiev dengan berbagai rudal, terutama rudal balistik Khinzal, hingga TPP tersebut hancur berantakan dan sebagian operasinya dihentikan.
Media-media Barat bahkan memberitakan kini pasokan energi di Ukraina tinggal 20 persen saja.
Diberitakan European Pravda, di sela-sela konsultasi pemerintah Ukraina dan Slowakia di Michalovce, Kuleba mengatakan bahwa sistem pertahanan yang memungkinan untuk melindungi pembangkit listrik di Ukraina adalah Patriot.
"Apa yang perlu didiskusikan? Semuanya sederhana: berikan kami sistem Patriot! Jika kami memiliki Patriot, kami tidak akan kehilangan semuanya hari ini," kata Kuleba.
Ia juga menyatakan bahwa Ukraina akan berkonsultasi dengan mitra asing mengenai "percepatan maksimum pasokan pertahanan udara."