Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Serangan 300 drone dan rudal mematikan yang ditembakan pasukan elit Iran IRGC ke langit Tel Aviv, membuat seorang pilot cadangan Angkatan Udara Israel terperangah kagum.
Pilot Israel, yang diidentifikasi hanya sebagai Mayor G mengatakan bahwa dirinya kagum dengan kehebatan drone dan rudal jelajah Iran.
Ia bahkan menggambarkan serangan tersebut sebagai misi paling rumit yang pernah ia lihat, layaknya pertarungan Top Gun melawan Star Wars.
“Sungguh berbeda dengan ratusan UAV dan rudal di udara yang dicegat di sekitar Anda, seperti ‘Top Gun’ bertemu dengan ‘Star Wars’, ledakan dan intersepsi tanpa henti terjadi di sekitar Anda,” ujar Mayor G dikutip dari The Times Of Israel.
Baca juga: Serangan Balik Israel ke Iran: Masih Tentukan Target, Hujani Drone Jumlah Besar atau Serangan Siber
“Itu adalah misi paling rumit yang pernah saya lakukan selama 20 tahun di angkatan udara, mengetahui bahwa jika ada target yang meleset, mungkin akan meledak di Israel,” imbuhnya.
Mayor G mengakui kehebatan drone dan rudal jelajah Iran karena tak semua negara memiliki kemampuan untuk meluncurkan ratusan rudal dan drone dalam waktu yang bersamaan, terlebih ratusan proyektil itu diluncurkan dari jarak jauh.
“Mereka terbang sangat rendah sehingga Anda juga terbang rendah tetapi Anda tidak dapat melihat daratan. Namun kami sudah terlatih untuk melakukan hal tersebut dan kali ini kami telah membuktikan bahwa kami tahu cara menyelesaikan pekerjaan,” kata Mayor G.
Mengukur Kekuatan Militer Iran
Iran dilaporkan telah menyiapkan anggaran senilai ratusan triliun untuk militernya.
Mengutip data dari World Bank, sejak tahun 2022 anggaran militer Iran dilaporkan telah mencapai 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar 6,84 miliar dolar AS setara Rp 110,12 triliun (satuan kurs Rp16.117)
Dengan anggaran yang fantastis itu, Iran berada di peringkat 14 dari 15 besar negara dengan kekuatan militer global teratas, peringkat tersebut disabet Iran karena skor kekuatan militernya berada dikisaran 0,2269 yang dianggap 'sempurna' oleh Global Fire Power (GFP).
Meski Iran mendapatkan sanksi internasional yang berdampak terhadap pemutusan akses Iran terhadap persenjataan dan militer berteknologi tinggi yang diproduksi luar negeri, namun hal tersebut tak membuat militer Iran melemah mereka justru semakin terdepan dalam mengembangkan teknologi buatannya sendiri.
Hingga saat ini, Iran telah berhasil memproduksi rudal dan drone sendiri dalam jumlah masif.
Upaya memprioritaskan produksi pertahanan juga membuat Iran berhasil memproduksi kendaraan lapis baja dan kapal angkatan lautnya sendiri.
Tak hanya memproduksi senjata, militer Iran yang dipandang sebagai salah satu negara terkuat di kawasan Timur Tengah ini juga turut memperluas dan memodernisasi armada kapal selam yang diproduksi di dalam negeri.
Saking luas dan lengkapnya tempat penyimpanan senjata, Iran jadi Gudang peluru kendali (rudal) jelajah, rudal antikapal, serta rudal balistik terbesar di wilayah Timur Tengah.