Bila menilik sektor pertahanan udara, Iran memiliki sejumlah kelemahan akibat terhambatnya logistik militer imbas sanksi dan embargo yang berjalan selama berdekade.
Superioritas udara Iran pun masih sangat dipertanyakan, karena saat ini sebagian besar armada udara yang mereka miliki adalah pesawat tempur Rusia Sukhoi dan MiG yang berasal dari era Soviet.
Angkatan udara Iran juga telah membangun jet-jetnya sendiri, seperti Saeqeh dan Kowsar yang didasarkan pada desain AS, tetapi diyakini tidak sebanding dengan beberapa pesawat tempur teratas seperti F-35 yang banyak digunakan Israel.
Meski begitu, saat ini Iran sudah mendapatkan suntikan kekuatan dari Kremlin yang mengirimkan 24 pesawat tempur Su-35 buatan Rusia yang berlangsung beberapa tahun terakhir.
Tambahan armada tersebut bisa secara signifikan memperbarui angkatan udara Iran, tetapi itu tidak akan menghilangkan kebutuhan akan pertahanan udara yang tangguh.
Untuk menyeimbangkan kelemahan armada pesawat tempurnya, Iran terus berupaya mengembangkan program misil yang ambisius untuk mengantisipasi serangan udara.
Sistem pertahanan misil dengan jangkauan terjauh yang dioperasikan oleh Iran adalah Bavar-373 yang dikembangkan secara lokal.
Sistem ini mulai beroperasi pada 2019, setelah sepuluh tahun pengembangan dan pengujian, dan telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak itu.
Pada November 2022, pejabat Iran memamerkan kemampuan terbaru Bavar-373 yang telah diperbarui, termasuk peningkatan jangkauan deteksi radar dari 350 km menjadi 450 km, serta dilengkapi dengan rudal permukaan ke udara Sayyad 4B yang canggih.
Sistem ini dapat mengunci target, termasuk misil balistik jarak jauh, pesawat tanpa awak, dan jet tempur siluman, hingga jarak 400km, melacak 60 target, dan menyerang enam target sekaligus, dengan jangkauan serangan hingga 300km.
Media negara Iran menyatakan sistem ini dalam beberapa aspek lebih unggul daripada sistem S-300 buatan Rusia dan bahkan sebanding dengan baterai S-400 yang lebih canggih, yang termasuk dalam sistem-sistem tercanggih di dunia.
Meskipun Bavar-373 belum diuji dalam pertempuran nyata di luar latihan militer di Iran, para ahli menganggapnya sebagai komponen penting dari sistem pertahanan udara yang sangat kuat di dunia.
Selain dari sistem pertahanan misil Tor buatan Rusia, Iran juga mengoperasikan sistem S-300.
Teheran terakhir menerima bantuan logistik dari Rusia setelah penerapan kesepakatan nuklirnya yang sekarang sudah tidak aktif lagi dengan kekuatan dunia pada tahun 2016.