TRIBUNNEWS.COM -- Direktur CIA William Burns mendesak agar parlemen Amerika Serikat segera menyetujui usulan bantuan pemerintah AS untuk Ukraina.
Pasalnya, tanpa bantuan tersebut maka Ukraina tidak akan berdaya melawan serangan Rusia yang dianggap unggul segalanya.
"Jika Anda tidak menyetujui bantuan ke Ukraina sekarang, Kyiv bisa kalah perang pada akhir tahun ini," kata Burns kepada anggota parlemen di Capitol Hill dikutip dari Politico, Sabtu (20/4/2024).
Baca juga: Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pembom Strategis Rusia, 4 Kru Melontarkan Diri
Burns mendesak anggota parlemen untuk meloloskan undang-undang tambahan yang akan mendedikasikan miliaran dolar untuk upaya perang Ukraina.
“Dengan dorongan yang akan datang dari bantuan militer, baik secara praktis maupun psikologis, rakyat Ukraina sepenuhnya mampu bertahan hingga tahun 2024 dan mematahkan pandangan arogan Putin bahwa waktu ada di pihaknya,” katanya.
Namun jika hal tersebut tidak lolos ke Kongres, “gambarannya akan jauh lebih buruk,” lanjutnya.
“Ada risiko yang sangat nyata bahwa Ukraina bisa kalah di medan perang pada akhir tahun 2024, atau setidaknya menempatkan Putin pada posisi di mana ia dapat mendikte syarat-syarat penyelesaian politik.”
Peringatan Burns ini menjadi pernyataan paling kuat dari seorang pejabat senior pemerintah mengenai perang tersebut.
Ketika para pejabat di Kiev memperingatkan bahwa serangan Rusia yang akan terjadi di musim panas – yang akan menyebabkan gelombang besar pasukan menyerang Ukraina – dapat membuat tentara Kiev kewalahan.
Rencana bantuan pemerintah AS ke Ukraina berupa senjata senilai 60 miliar diolar AS belum disetujui oleh parlemen AS.
Baca juga: Mental Tentara Telah Runtuh, Barat Khawatir Dalam Beberapa Pekan Ini Pertahanan Ukraina Jebol
Sebelumnya, Bloomberg pada Kamis (18/4/2024) mengabarkan bahwa sejumlah pejabat yang mengetahui masalah pertahanan Ukraina menyebutkan, tentara Rusia maju pelan tapi pasti.
Keunggulan senjata dan jumlah tentara membuat Rusia semakin mengangkangi prajurit Ukraina yang telah kelelahan di garis depan.
Dengan keterbatasan amunisi, pasukan Volodymyr Zelensky harus menghadapi serangan rudal, drone, dan bom setiap hari dari Rusia.
Bahan peledak berkekuatan besar tersebut bukan hanya menyasar prajurit Ukraina, akan tetapi mengancurkan infrastruktur penting, hingga sumber energi negara tersebut lumpuh.