Namun pernyataan Albannese tersebut langsung mendapatkan tanggapan dari Musk.
Pada Selasa pagi, Musk menjelaskan alasannya untuk tidak menghapus seluruh postingan secara global.
“SETIAP negara diizinkan menyensor konten untuk SEMUA negara, yang merupakan tuntutan 'eSafety Commissar' Australia, lalu apa yang bisa menghentikan negara mana pun untuk mengendalikan seluruh Internet? ” tulisnya di X.
Menurut Musk, ia telah menuruti permintaan e-safety Commissar Australia.
“Kami telah menyensor konten yang dipermasalahkan di Australia, menunggu banding hukum, dan konten tersebut hanya disimpan di server di AS," jelasnya.
Selain itu, Musk juga mem-posting ulang tweet dari pengguna yang mengklaim bahwa Albanese sedang “mengiklankan” Elon dengan menyebutkan bahwa platform lain telah memenuhi permintaan untuk menghapus konten tersebut sementara X tidak.
“Saya ingin meluangkan waktu sejenak untuk berterima kasih kepada PM karena telah memberi tahu publik bahwa platform ini adalah satu-satunya platform yang jujur," katanya.
Sebelumnya, X telah menahan akses ke tweet tersebut untuk pengguna di Australia.
Namun menurut pengacara komisioner Safety, Christopher Tran hal ini tidak berarti penghapusan postingan yang dianggap sebagai konten 'kelas 1.
Berdasarkan undang-undang klasifikasi Australia yaitu materi yang dianggap sebagai konten 'kelas 1' untuk menggambarkan 'kekerasan yang tidak beralasan atau menyinggung dengan tingkat dampak atau detail yang tinggi'.
Sementara itu, pengadilan federal telah mengeluarkan perintah tersebut hingga pukul 17.00 pada hari Rabu tanggal 25 April 2024.
Ini sambil sambil menunggu penasihat hukum setempat X menerima instruksi mengenai tanggapan X terhadap kasus tersebut.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait PM Australia dan Elon Musk