“Nomor darurat ERAN sudah menangani lebih dari 100.000 panggilan.”
Dinas Kesehataan Clalit melaporkan ada kenaikan penggunakan obat-obatan psikitari sebanyak 25 persen.
Kemudian, ada kenaikan kasus terkait kecemasan sebanyak 52 persen, dan kenaikan diagnosis pascatrauma sebanyak 45 persen.
CEO Clalit, Eli Cohen, menyebut pihaknya kini melayani lebih dari 50 persen penduduk Israel. Sebagian besar pengungsi Israel sudah menjadi pasien Clalit.
Survei yang dilakukan oleh Gallup beberapa bulan lalu, menunjukkan bahwa kesehatan mental warga Israel lebih buruk daripada sebelumnya.
Menurut Gallup, setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober, sebagain besar warga Israel mengaku didera rasa cemas (67 persen), stres (62 persen), dan kesedihan (51 persen).
Lebih dari sepertiganya (36 persen) juga dilaporkan dibanjiri oleh rasa marah.
Adapun koresponden Maariv yang bernama Yibal Bagno mengatakan sejak 7 Oktober 2023 ada peningkatan konsumsi obat-obatan psikotropika karena adanya trauma perang
Baca juga: Serangan Israel Hancurkan 4.000 Embrio Bayi Tabung, Pupuskan Harapan Wanita di Gaza Miliki Anak
Bagno mengatakan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Israel melihat adanya banyak permintaan dari warga Israel yang menginginkan bantuan profesional karena kecanduan obat-obatan.
Sebelumnya, Haaretz menyebut jumlah resep untuk obat-obatan terkait dengan saraf untuk mengatasi gangguan psikologis dan kepanikan telah meningkat 11 persen dibandingkan dengan sebelum serangan Hamas.
(Tribunnews/Febri)