News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kuburan Massal Ditemukan di 2 Rumah Sakit Gaza, AS Sebut Meresahkan, PBB Serukan Penyelidikan

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan Palestina membongkar kuburan massal berisi jenazah warga Palestina yang ditimbun Tentara Israel di dalam kompleks medis RS Nasser di Khan Yunis, Gaza Selatan, 21 April 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Kuburan massal telah ditemukan di dua rumah sakit di Gaza.

Pertama, kuburan massal ditemukan di Rumah Sakit al-Shifa setelah pengepungan dua minggu.

Kemudian yang terbaru, kuburan massal ditemukan di dalam Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza pada Sabtu (20/4/2024).

Akibat ditemukan kuburan massal di dua rumah sakit ini, Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk merasa ngeri dengan kejadian ini.

Ia pun menyerukan untuk dilakukan penyelidikan yang independen dan transparan atas penemuan itu.

"Rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan yang sangat khusus berdasarkan hukum humaniter internasional," kata Turk, dikutip dari AP News.

"Dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan orang lain yang hors de Combat (tidak mampu terlibat dalam pertempuran) adalah kejahatan perang," lanjutnya.

Sementara itu, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel pada hari Selasa menyebut laporan kuburan massal di rumah sakit “sangat meresahkan”.

Patel mengatakan para pejabat AS telah meminta informasi kepada pemerintah Israel.

Militer Israel mengatakan pasukannya menggali kuburan warga Palestina sebelumnya sebagai bagian dari pencarian sisa-sisa sandera yang ditangkap oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober.

Militer mengatakan jenazah diperiksa dengan hormat dan jenazah yang bukan sandera Israel dikembalikan ke tempatnya.

Baca juga: Hasil Analisa Citra Satelit Tunjukkan Israel Tempatkan 120 Kendaraan Militer di Perbatasan Gaza

Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh atau menahan ratusan militan yang berlindung di dalam dua kompleks rumah sakit tersebut, klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.

Pertahanan sipil Palestina di Jalur Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menemukan 283 jenazah dari kuburan sementara di dalam rumah sakit utama di Khan Younis.

Pada saat itu, masyarakat tidak dapat menguburkan jenazah di kuburan dan menggali kuburan di halaman rumah sakit, kata kelompok tersebut.

Pertahanan sipil mengatakan beberapa jenazah adalah orang-orang yang tewas selama pengepungan rumah sakit.

Sementara yang lainnya terbunuh ketika pasukan Israel menggerebek rumah sakit tersebut.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan, permasalahan siapa yang dapat atau harus melakukan investigasi masih menjadi pertanyaan.

Agar PBB dapat melakukan penyelidikan, salah satu badan utamanya harus memberikan izin, kata Dujarric.

"Saya pikir tidak ada seorang pun yang boleh berprasangka buruk terhadap hasil atau siapa yang akan melakukannya," kata Dujarric.

Baca juga: Israel Tidak Bisa Mencapai Apa Pun 200 Hari Perlawanan Gaza Sekuat Pegunungan Palestina, Kata Ubaida

"Saya pikir ini perlu dilakukan penyelidikan jika ada akses dan kredibilitas," ungkapnya.

Penemuan kuburan massal tersebut, ucap Dujarric, merupakan alasan lain mengapa diperlukan gencatan senjata dan mengakhiri konflik ini.

Israel Bunuh 18 Anak di Rafah

Bombardemen di Kota Rafah oleh Jet Tempur Israel. (File photo: JN)

Sementara itu, serangan Israel di wilayah pesisir terus berlanjut, termasuk di Kota Rafah di Gaza selatan.

Serangan Israel itu telah menewaskan 22 orang, termasuk 18 anak-anak, kata pejabat kesehatan pada hari Minggu.

Serangan pertama pada Minggu pagi menewaskan seorang pria, istrinya dan anak mereka yang berusia tiga tahun, menurut Rumah Sakit Kuwait terdekat, yang menerima jenazah tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, wanita tersebut sedang hamil, dan dokter berhasil menyelamatkan bayinya, kata rumah sakit.

Baca juga: 200 Hari Perang Gaza, Abu Ubaida: Israel Terjebak di Pasir Gaza, Hanya akan Menuai Malu & kekalahan

Israel hampir setiap hari melakukan serangan udara di Rafah, di mana lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mencari perlindungan dari pertempuran di tempat lain.

Serangan kedua menewaskan 17 anak-anak dan dua wanita, semuanya berasal dari keluarga yang sama, menurut catatan rumah sakit.

Serangan udara di Rafah malam sebelumnya menewaskan sembilan orang, termasuk enam anak-anak.

Hani Mahmoud dari Al Jazeera yang melaporkan dari Rafah mengatakan ancaman invasi darat di Rafah “meningkat”.

"Seluruh keluarga menjadi sasaran langsung di dalam rumah tempat mereka berlindung," katanya.

"Ada rasa aman yang hancur bagi orang-orang yang mengalami trauma karena mengungsi dari satu tempat ke tempat lain," ungkapnya.

Baca juga: PBB Menyerukan Penyelidikan yang Kredibel atas Laporan Adanya Kuburan Massal di Gaza

Israel juga berjanji untuk memperluas serangan daratnya ke kota di perbatasan dengan Mesir meskipun ada seruan internasional untuk menahan diri, termasuk dari Amerika Serikat.

Namun, AS tetap memberikan paket senjata kepada Israel sambil mendorong diakhirinya permusuhan dalam perang enam bulan tersebut.

Pada hari Sabtu, DPR AS dengan dukungan bipartisan yang luas mengesahkan paket legislatif senilai $95 miliar yang memberikan bantuan keamanan kepada Ukraina, Israel, dan Taiwan.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini