Sebut Israel Negara Sampah, Jutaan Pemukim Eksodus: Permintaan Paspor Barat Naik 5 Kali Barat
TRIBUNNEWS.COM - Situs web Prancis Orient 21 menerbitkan hasil investigasi atas keluhan dan ketakutan warga Israel terhadap hal-hal yang tidak diketahui akibat perang di Gaza.
Investigas media itu merujuk pada meningkatnya permintaan untuk pengajuan paspor negara-negara Barat oleh warga pemukim Israel.
Baca juga: Israel Dilanda Panic Buying Saat Iran Bersumpah Membalas: Toko dan Bank Diserbu Pemukim Yahudi
Investigasi tersebut – yang diterbitkan pada Senin (22/4/2024) menyertakan kesaksian banyak warga Israel, beberapa di antaranya baru saja berimigrasi ke Israel.
Dalam kesaksian mereka, terungkap tentang keterkejutan para pemukim warga Israel atas keadaan ketegangan dan ketakutan.
"Mereka bertekad untuk kembali ke tempat asal mereka," tulis laporan itu.
Baca juga: Di Depan Tank, Jenderal IDF Mencak-mencak ke Para Politisi Israel yang Terbelah Soal Wajib Militer
Negara Sampah
Satu di antara kesaksian itu datang dari Muki (54 tahun), yang berimigrasi dari kota Leningrad di Rusia ke Israel pada tahun 1997.
Muki tercatat memiliki kewarganegaraan Israel dan bahkan ikut bertempur dalam Perang Lebanon tahun 2006.
Pria tersebut – yang saat ini bekerja di sebuah binatu – mengatakan ketika ditanya tentang pendapatnya mengenai situasi Israel saat ini sehubungan dengan perang tersebut.
Secara terbuka, dia mengaku kalau Israel adalah “negara sampah.”
Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Hannah (27 tahun), yang berimigrasi dari Rusia ke Israel dua tahun lalu untuk menghindari dampak perang dengan Ukraina.
Dalam konteks ini, situs tersebut mengutip seorang diplomat senior Eropa – yang meminta agar namanya tidak dipublikasikan.
5 Juta Warga Israel Punya Paspor Kedua
Diplomat itu mengakui kalau permintaan warga Israel kepada konsulat negara-negara Barat untuk mendapatkan paspor asing telah meningkat lima kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Situs web tersebut menunjukkan bahwa sekitar 5 juta orang Israel sudah memiliki paspor kedua, yaitu hampir setengah dari populasi.