TRIBUNNEWS.COM, KORSEL - Lee Hee Tae menaruh harapan besar pada festival seks yang hendak dia selenggarakan.
Dengan bangga dia menyebut festival itu sebagai yang "pertama dan terbesar" di Korea Selatan.
Dia membayangkan 5.000 orang berbondong-bondong melihat aktor dan aktris porno Jepang favorit mereka, yang sengaja didatangkan untuk acara tersebut.
Akan ada peragaan busana, pameran mainan seks, dan beberapa permainan dewasa.
Namun 24 jam sebelum acara berlangsung, festival tersebut dibatalkan.
Korea Selatan terkenal dengan kebijakan konservatif terhadap seks dan hiburan dewasa.
Ketelanjangan di depan umum dan pertunjukan telanjang dilarang.
Menjual atau mendistribusikan pornografi hard core adalah ilegal, tapi menontonnya bukan tindakan pidana.
“Hampir setiap negara maju memiliki festival seks tapi di Korea Selatan kami bahkan tidak memiliki budaya hiburan dewasa. Saya ingin mengambil langkah pertama untuk menciptakannya,” kata Lee Hee Tae, pimpinan perusahaan Play Joker.
Perusahaan milik Lee awalnya memproduksi pornografi soft core yang legal, tapi kemudian merambah ke pengorganisasian acara.
Didemo Warga
Sebulan sebelumnya, kelompok hak-hak perempuan dari Kota Suwon, tempat acara tersebut hendak diadakan menggelar demonstrasi.
Mereka menuduh festival tersebut mengeksploitasi perempuan di Korsel – negara yang punya riwayat insiden-insiden kekerasan gender.